Piala Dunia U-17, Satu Negara Mundur Kini Grup E Hanya Tersisa Lima Negara

Piala Dunia U-17, Satu Negara Mundur Kini Grup E Hanya Tersisa Lima Negara

Piala Dunia U-17 (Foto: FIFA)

Jakarta, Batamnews - FIFA telah mengonfirmasi bahwa Timnas Sepak Bola Eritrea secara resmi mundur dari kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026. Keputusan ini disampaikan melalui pernyataan resmi yang dirilis oleh FIFA dan Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) pada hari Minggu, 12 November 2023.

Awalnya, Eritrea tergabung dalam Grup E bersama Maroko, Zambia, Kongo, Tanzania, dan Niger. Mundurnya Eritrea dari kompetisi membuat Grup E kualifikasi CAF akan bersaing dengan lima tim lainnya untuk memperebutkan tiket ke Piala Dunia 2026.

Jadwal pertandingan Grup E tidak mengalami perubahan, meskipun pertandingan yang melibatkan Eritrea telah dibatalkan. Salah satu pertandingan yang terkena dampak adalah laga Eritrea versus Maroko yang seharusnya digelar pada 16 November.

Baca juga: Hasil Piala Dunia U-17 Grup F Jerman Menang 3-1, Grup E Amerika Kalahkan Korsel 

Dilaporkan oleh AFP, pertandingan terakhir Timnas Eritrea adalah pertandingan persahabatan melawan Sudan pada Januari 2020, yang berakhir dengan kekalahan 1-0 di kandang. 

Sebelumnya, mereka ikut serta dalam kejuaraan regional CECAFA Challenge Cup pada tahun 2019 di mana lima pesepak bola dilaporkan hilang di Uganda, dan nasib mereka masih belum diketahui hingga saat ini.

Eritrea, sebuah negara yang dihuni oleh salah satu kelompok pengungsi terbesar di dunia, memiliki sejarah sulit dalam dunia sepak bola. 

Baca juga: Les Bleuets Dominasi Grup E Piala Dunia U-17 2023, Raih Kemenangan 3-0 atas Burkina Faso!

Pada masa lalu, negara ini pernah dilarang mengikuti kompetisi sepak bola Afrika karena pemainnya sering melarikan diri saat berada di luar negeri.

Kondisi represif di Eritrea membuat warganya menjadi pengungsi, melarikan diri dari pembatasan perjalanan ke luar negeri dan wajib militer tanpa batas waktu. 

Beberapa pesepak bola Eritrea telah mencari suaka di negara-negara lain, seperti kasus pada 2015 di Botswana dan 2012 di Uganda. Tindakan ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh atlet dari negara yang mengalami tekanan politik dan sosial.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews