Kain Cual Anambas, Warisan Budaya yang Menenun Sejarah dan Ekonomi Masyarakat Siantan

Kain Cual Anambas, Warisan Budaya yang Menenun Sejarah dan Ekonomi Masyarakat Siantan

Kain Cual Anambas yang ditampilkan saat mengikuti Karya Kreatif Indonesia tahun 2022. (Foto: dok.Pemkab Anambas)

Anambas, Batamnews - Berawal dari kegiatan sederhana di Kampung Teluk Encu, Kepulauan Anambas, kain cual muncul sebagai simbol kreativitas dan kearifan lokal. Tercatat pertama kali ditenun pada tahun 1863 oleh Hj. Halimah, kain tenun ini tak hanya merupakan karya seni, namun juga pengikat budaya dan ekonomi masyarakat Siantan.

Kain cual, yang namanya diambil dari 'Belacu dijual', adalah bukti nyata keahlian menenun wanita Anambas. Hj. Halimah, selain sebagai penenun, juga dikenal sebagai guru ngaji, memberikan pendidikan spiritual kepada anak-anak di sekitarnya.

Namun, karya terbesarnya adalah memperkenalkan kain cual, awalnya hanya untuk keperluan pribadi, kini menjadi komoditas yang bernilai tinggi.

Baca juga: Mencicipi Keunikan Kuliner Khas Tanjungpinang, dari Tepung Gomak hingga Gonggong

Motif "Sampan Layar" menjadi ciri khas kain cual, melambangkan kehidupan masyarakat Siantan yang erat dengan laut. Selain itu, ada motif "Bunga Pucuk Rebung" yang mencerminkan nilai-nilai murni masyarakat, serta motif "Tudung Saji", "Bulan Purnama", dan "Padang Terbakar" yang kaya akan filosofi.

Dengan tangan terampil para wanita, PKBM Kurnia di bawah brand "Mak Eteh Tenun Cual Siantan Anambas" terus mengembangkan motif-motif ini. Mereka memadukan desain tradisional dengan inovasi tanpa menghilangkan esensi asli, seperti motif "Sampan Layar Kombinasi Tikar Anambas" yang menyimbolkan persatuan.

Penggunaan teknik ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) menunjukkan komitmen terhadap keaslian dan kualitas. Sementara itu, R. Iesye Kurnianingsih memajukan kain cual dengan partisipasi dalam pameran dan promosi di tingkat provinsi hingga internasional.

Baca juga: Kota Batam, Destinasi Wisata Eksklusif dengan Peluang Bisnis yang Tak Terbatas

Dengan harga jual mencapai Rp2.500.000 per lembar, kain cual kini merambah pasar digital melalui media sosial dan website, sembari menarik minat desainer ternama seperti Ramli yang telah mengangkatnya menjadi busana haute couture. Bahkan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas turut mendukung dengan memperkenalkan seragam batik Cual untuk pegawai setiap Kamis.

Kain cual Anambas kini bukan hanya sekedar kain, tetapi telah menjadi duta budaya yang menenun narasi sejarah dan keberlanjutan ekonomi masyarakat Anambas.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews