Ancaman Banjir Setelah El Nino Melemah, BMKG Ingatkan Potensi Banjir

Ancaman Banjir Setelah El Nino Melemah, BMKG Ingatkan Potensi Banjir

Banjir yang terjadi di Pekanbaru beberapa waktu lalu. (Foto: istimewa)

Pekanbaru, Batamnews - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengumumkan bahwa fenomena iklim yang memicu kenaikan suhu yang dikenal sebagai El Nino sedang melemah.

Namun, dalam konteks ini, BMKG memperingatkan masyarakat akan potensi banjir, longsor, dan banjir bandang saat musim hujan tiba.

BMKG telah berkolaborasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk memantau dan mengendalikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mungkin terjadi selama musim hujan.

"Langkah-langkah ini diharapkan dapat membantu mengurangi dampak El Nino dan meminimalkan krisis pangan di masa depan," ujarnya.

Baca juga: Berikut Penetapan Harga Kelapa Sawit Mitra Plasma Periode 1-7 November 2023 oleh Dinas Perkebunan Riau

El Nino telah memengaruhi pola iklim dan curah hujan di Indonesia, menyebabkan musim kemarau yang panjang dan kekeringan ekstrem di beberapa wilayah. Meskipun El Nino masih kuat saat ini, BMKG memprediksi bahwa fenomena ini akan melemah dan berakhir pada awal tahun 2024.

Ini akan diikuti oleh musim hujan yang meningkat, dengan curah hujan di atas normal, terutama pada Januari dan Februari.

Selain itu, kondisi El Nino juga telah meningkatkan risiko kekeringan di beberapa wilayah di Indonesia dan menyebabkan peningkatan suhu permukaan laut di Samudera Hindia, yang mengakibatkan curah hujan yang minim di Indonesia.

Dwikorita mengingatkan semua pihak untuk bersiap menghadapi musim hujan yang akan tiba dengan potensi banjir, longsor, dan banjir bandang yang meningkat. Upaya antisipasi dan penanggulangan krisis pangan menjadi sangat penting.

Baca juga: Harga Kelapa Sawit Mitra Plasma di Riau Alami Penurunan Signifikan dalam Sepekan

Pemerintah Indonesia diharapkan untuk memantau perkembangan El Nino dengan seksama dan mengambil langkah-langkah strategis untuk memastikan ketahanan pangan serta mengurangi risiko krisis pangan yang mungkin muncul di masa depan.

Dwikorita juga meminta kementerian, pemerintah daerah, dan institusi terkait untuk melakukan langkah mitigasi terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologis selama musim hujan, terutama di wilayah yang mengalami Sifat Musim Hujan Atas Normal.

Selain itu, penting bagi pemerintah daerah untuk edukasi masyarakat tentang cara menghadapi risiko bencana dan memperhatikan peringatan dini.

"Pemerintah daerah dan sektor terkait diharapkan dapat menggunakan informasi Prakiraan Musim Hujan 2023 hingga 2024 sebagai acuan untuk menyusun rencana Aksi Dini (Early Action) guna mengurangi kerugian yang mungkin ditimbulkan oleh bencana hidrometeorologis," pungkasnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews