BATAMNEWS.CO.ID, Jakarta - Polisi hingga saat ini belum menetapkan siapa tersangka pembunuhan Wayan Mirna Salihin (27), yang diracun saat minum kopi di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat. 

Polda Metro Jaya mengakui tak bisa cepat mengungkap kasus kematian Wayan Mirna Salihin.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Khrisna Murti memang tidak mudah. Tidak semudah membalikkan telapak tangan. 

Penyidikan, kata dia, tidak bisa berdasarkan spekulasi-spekulasi semata, tapi, harus berdasar pada fakta-fakta yang ada di lapangan.

"Ini tidak semudah tebak-tebakan. Biar saja orang beropini bebas, opini toh tidak ada konsekuensi hukum sedang kami mengikuti prosedur hukum," katanya di Mapolda Metro Jaya.

Menurut Krishna, dalam mengungkap kasus tewasnya Mirna ini, polisi tidak begitu saja menentukan siapa tersangka dalam kasus tersebut. 

Karena dibutuhkannya hasil laboratorium forensik (labfor) terlebih dahulu, lalu, ekspos berkas kasus Mirna ke Kejaksaan, ke Jaksa Penuntut Umum (JPU), dan gelar perkara. "Kami tidak bisa menetapkan tersangka begitu saja untuk kasus yang pelik ini."

Sebelumnya, Mirna meninggal dunia usai meminum kopi es vietnamese di Restoran Olivier, West Mall, Grand Indonesia (GI), Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu 6 Januari 2016 lalu. Minuman tersebut, diduga mengandung zat korosif yang menyebabkan Mirna kejang dan mulutnya berbusa.

Diketahui, Mirna datang ke kafe tersebut bersama dengan dua rekannya, yaitu Jesica aliasa Sisca dan Hani. Keduanya, sempat meminta bantuan pelayan kafe untuk membawa Mirna ke klinik terdekat yang berada di area mall tersebut.

Mirna, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit (RS) Abdi Waluyo, Jakarta Pusat, setelah mendapat pertolongan pertama di klinik mal. Namun, tidak lama tiba di RS Abdi Waluyo, Mirna dinyatakan meninggal dunia.

sumber: viva.co.id

[snw]