China Menghadapi Penurunan Angka Pernikahan Terbesar dalam Sejarah Modern

China Menghadapi Penurunan Angka Pernikahan Terbesar dalam Sejarah Modern

Trend penurunan pernikahan terjadi saat ini di China (foto voaindonesia)

China, Batamnews - China, negara dengan populasi terbesar di dunia, kini menghadapi tren penurunan angka pernikahan dan kelahiran yang mengkhawatirkan. Semakin banyak anak muda di Negeri Tiongkok yang menunda atau bahkan menyerah pada ide menikah dan berkeluarga karena kondisi ekonomi yang sulit.  

Menurut laporan Reuters, China mencatatkan penurunan jumlah penduduk untuk pertama kalinya dalam 60 tahun, data yang sangat memprihatinkan bagi pejabat negara tersebut yang berusaha menghidupkan kembali institusi pernikahan dan kelahiran.

"Makin sedikit orang yang menikah, dan hanya sedikit pasangan yang bersedia menghabiskan banyak uang untuk pernikahan," kata Yuan Jialiang, seorang profesional perencana pernikahan yang telah beroperasi di Shanghai selama hampir satu dekade.

Baca juga: Pemadaman Listrik Bergilir di Batam Hari Ini: Cek Jadwal dan Lokasi

Pada tahun 2022, hanya ada 6,8 juta pernikahan di seluruh China. Angka ini turun sekitar 800.000 dibandingkan dengan tahun 2021 dan merupakan angka terendah sejak pemerintah mulai mempublikasikan data pernikahan pada tahun 1986.

Penurunan angka pernikahan ini juga berdampak buruk pada angka kelahiran di China, yang saat ini menjadi salah satu negara yang mengalami penuaan penduduk tercepat di dunia.

"Ada banyak konsumen yang hanya mengatakan 'menikah bukanlah hal yang cocok untuk saya,' dan banyak orang muda di China merasa bahwa membesarkan anak terlalu mahal," kata Ben Cavender, pengelola direktur dan kepala strategi di China Market Research Group.

Baca juga: Hugo Samir, Anak Legenda Sepakbola Indonesia, Cetak Gol Kemenangan untuk Timnas U-24

Sebelum pandemi COVID-19 melanda, pernikahan merupakan bisnis besar di Tiongkok. Daxue Consulting memperkirakan bahwa pada tahun 2020, industri pernikahan bernilai sekitar 3,6 triliun yuan (sekitar $487 miliar).

Dikutip cnbc indonesia, Rabu (20/9/2023), biasanya, pasangan China memilih perhiasan emas, dekorasi yang mewah, dan tempat pernikahan yang megah untuk merayakan pernikahan mereka. Namun, Frank Chen, dari Chen Feng Wedding Planning di Shanghai, mencatat bahwa hanya sedikit pernikahan tahun ini yang memiliki anggaran lebih dari 100.000 yuan (sekitar Rp200 juta).

"Orang-orang lebih cenderung memilih pernikahan yang sederhana dan berkonsep khusus," kata Chen, sambil menambahkan bahwa satu dekade lalu, sangat umum bagi orang untuk menghabiskan miliaran yuan untuk sebuah pernikahan.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews