Harga Minyak Capai US$94 per Barel, Tertinggi Sepanjang Tahun Ini

Harga Minyak Capai US$94 per Barel, Tertinggi Sepanjang Tahun Ini

Harga minyak dunia hari ini, Jumat (15/9/2023) tembus US$94 per barel, tertinggi tahun ini (dok kemen esdm)

Batam, Batamnews - Harga minyak mentah dunia mengalami lonjakan pada awal perdagangan Jumat (15/9/2023), melanjutkan tren kenaikan sebelumnya. Hari ini, harga minyak mentah benchmark AS West Texas Intermediate (WTI) dibuka naik sebesar 0,57% mencapai US$90,67 per barel. Demikian juga, harga minyak mentah Brent dibuka melonjak 0,34% mencapai US$94,02 per barel.

Pada perdagangan Kamis (14/9/2023) sebelumnya, harga minyak WTI juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 1,85% ke posisi US$90,16 per barel, sementara harga minyak Brent melonjak 1,98% ke posisi US$93,7 per barel. 

Harga penutupan pada Kamis lalu mencapai level tertinggi tahun ini, didorong oleh harapan pasar mengenai penurunan pasokan yang mengimbangi kekhawatiran terkait perlambatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan persediaan minyak mentah AS.

Badan Energi Internasional (IEA) pada hari Rabu mengumumkan bahwa pengurangan produksi minyak yang berkelanjutan oleh Arab Saudi dan Rusia diperkirakan akan menyebabkan defisit pasokan hingga kuartal keempat. 

Baca juga: Gangguan Pasokan Air di Batam: Ada Pekerjaan Penyambungan Pipa di Tanjung Riau

Sebelumnya, harga minyak sempat mengalami penurunan akibat laporan persediaan AS yang bersifat bearish, tetapi kemudian melanjutkan tren kenaikannya.

Kedua benchmark minyak ini saat ini berada dalam kondisi teknis yang dikenal sebagai "overbought."

Hedge fund telah aktif membeli kontrak minyak mentah dalam dua atau tiga minggu terakhir karena "fundamental terus membaik, terutama didorong oleh permintaan yang tinggi untuk bensin dan solar," kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial.

Meskipun demikian, harga minyak mentah di atas US$90 per barel di Amerika Serikat juga menimbulkan kekhawatiran akan inflasi yang lebih tinggi. Federal Reserve AS telah menaikkan suku bunga dengan tajam dalam upaya untuk mengendalikan tekanan inflasi.

Baca juga: Jadwal Lengkap Penerimaan CPNS dan PPPK 2023 - Buka Pendaftaran pada 17 September!

Harga minyak yang lebih tinggi dapat memberikan beban tambahan bagi perekonomian global dengan meningkatkan biaya transportasi dan manufaktur serta menekan pengeluaran konsumen. 

Pemerintahan Presiden Joe Biden bahkan telah melakukan survei terhadap kilang minyak untuk mengatasi masalah harga bensin dan pasokan bahan bakar.

Harga minyak yang lebih tinggi juga membuat pengemudi yang menggunakan bensin mengalami kesulitan. Inflasi konsumen AS pada bulan Agustus mengalami kenaikan terbesar dalam 14 bulan terakhir, yang sebagian besar disebabkan oleh lonjakan harga bahan bakar. Bensin sendiri menyumbang lebih dari separuh dari kenaikan Indeks Harga Konsumen.

Meskipun demikian, investor masih optimis bahwa Federal Reserve AS akan mempertahankan suku bunga saat pertemuan berikutnya pada 20 September, menurut CME FedWatch Tool.

Baca juga: Upaya Mitigasi Perubahan Iklim: Pemerintah Kota Tanjungpinang Dukung Proklim dan Bank Sampah

Sementara itu, bank sentral China mengumumkan langkah kedua dalam memotong jumlah cadangan kas yang harus disimpan oleh bank, bertujuan untuk meningkatkan likuiditas dan mendukung pemulihan ekonomi di negara tersebut. 

China, sebagai konsumen minyak terbesar kedua di dunia, masih menghadapi tantangan pemulihan ekonomi yang tidak merata, yang memunculkan kekhawatiran terhadap permintaan minyak.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews