Pernyataan Resmi Partai Gerindra: Menanggapi PKB Bergabung dengan Partai NasDem

Pernyataan Resmi Partai Gerindra: Menanggapi PKB Bergabung dengan Partai NasDem

Sufmi Dasco Ahmad Ketua Harian DPP Partai Gerindra (Foto: Fraksi Gerindra)

Jakarta, Batamnews - Dalam menghadapi dinamika perpolitikan yang semakin intens, terutama menjelang Pemilihan Presiden 2024, berbagai perubahan dan perkembangan baru telah mewarnai panggung politik Tanah Air. 

Salah satu peristiwa signifikan adalah penyatuan kekuatan antara Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan dukungan dari Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) untuk mencalonkan Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Pada tanggal 13 Agustus 2023, Partai Gerindra dan PKB secara resmi menerima dukungan dari Partai Golkar dan PAN untuk mendukung Prabowo Subianto dalam Pemilu Presiden 2024. 

Meskipun demikian, dalam praktiknya, kerja sama politik antara Partai Gerindra dan PKB tetap tidak berubah, terutama dalam hal penentuan calon presiden dan calon wakil presiden. 

Kedua partai yang bergabung, yaitu Partai Golkar dan PAN, memberikan kepercayaan penuh kepada Prabowo Subianto untuk memilih calon wakil presiden.

Baca juga : PKB Resmi Menerima Tawaran NasDem: Anies Baswedan Capres, Muhaimin Iskandar Cawapres 

Penamaan "Koalisi Indonesia Maju" secara tiba-tiba diumumkan pada perayaan Hari Ulang Tahun Partai Amanat Nasional (PAN) pada Selasa, 29 Agustus 2023, di Hotel Sultan. Keputusan ini diambil setelah Prabowo Subianto memperhatikan penambahan dua partai, yaitu PAN dan Golkar, serta PBB dalam koalisi yang sudah ada. 

Pengumuman nama tersebut disampaikan setelah Prabowo meminta persetujuan dari sejumlah tokoh penting, seperti Pak Airlangga, Pak Zulkifli Hasan, Pak Yusril Ihza Mahendra, dan Pak Muhaimin, meskipun Pak Muhaimin datang sedikit terlambat.

Baca juga : Kecewa atas Manuver Politik, Demokrat Riau Copot Baleho Anies Baswedan bersama AHY

Penting untuk dicatat bahwa Pak Muhaimin tidak menyatakan keberatan terhadap nama "Koalisi Indonesia Maju" yang dipilih oleh Prabowo Subianto. 

Nama ini dipilih sebagai simbol bahwa semua partai dalam koalisi berkomitmen untuk melanjutkan program yang telah diinisiasi oleh Presiden Jokowi, yang sebelumnya dikenal sebagai "Kabinet Indonesia Maju."

Adanya perubahan nama ini tidak berarti mengakhiri kerja sama politik antara Partai Gerindra dan PKB atau menghilangkan hak PKB dalam koalisi. Prabowo Subianto menegaskan bahwa penamaan ini bertujuan untuk memperkuat solidaritas antara empat partai koalisi. 

Selanjutnya, penentuan calon wakil presiden akan dibahas melalui musyawarah mufakat, termasuk dengan Pak Muhaimin.

Sikap dari Partai Gerindra sangat jelas, bahwa mereka tidak akan melanggar perjanjian yang telah tertulis antara Gerindra dan PKB. Mereka berkomitmen untuk tidak mengkhianati dan meninggalkan kawan seperjuangan mereka.

Baca juga : Kecewa atas Manuver Politik, Demokrat Riau Copot Baleho Anies Baswedan bersama AHY

Selain itu, perlu dicatat bahwa PKB telah memutuskan untuk menjalin kerja sama politik dengan Partai NasDem, yang secara otomatis mengakhiri kerja sama politik antara Gerindra dan PKB atau koalisi yang dikenal sebagai KKIR (Koalisi Kedaulatan Indonesia Raya). 

Partai Gerindra menghormati keputusan tersebut, mengucapkan selamat berjuang, dan mengajak semua pihak untuk menjaga iklim pemilu yang damai dan sejuk menjelang Pemilu 2024, dengan harapan agar pemilu berlangsung aman dan lancar. 

Dinamika politik yang terjadi menunjukkan keragaman pandangan dalam arena politik Indonesia, tetapi tetap diiringi semangat menjaga persatuan dan demokrasi dalam proses politik yang berjalan.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews