Pulau Rempang, Bakal Disiapkan Sebagai Kawasan Industri Hilirisasi Energi di Batam

Pulau Rempang, Bakal Disiapkan Sebagai Kawasan Industri Hilirisasi Energi di Batam

Pulau Rempang bakal disiapkan jadi kawasan industri hilirisasi energi Batam (ilustrasi kawasan barelang/foto dennirisman)

Batam, Batamnews - Pemerintah sedang menyiapkan rencana ambisius untuk mengembangkan kawasan industri hilirisasi di Pulau Rempang, Batam. Pulau Rempang dipilih sebagai lokasi strategis untuk mengembangkan sektor energi, termasuk energi mineral dan energi terbarukan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa Pulau Rempang akan dijadikan kawasan hilirisasi untuk beberapa komoditi mineral, seperti baja dan nikel. 

Selain itu, pulau ini juga akan menjadi pusat hilirisasi untuk bahan penting dalam energi terbarukan, seperti silica sand atau pasir kuarsa yang digunakan dalam panel surya dan teknologi fotovoltaik.

Baca juga: Berita Gembira! PT Pelni Akan Tambah Jadwal KM Kelud Batam-Medan

"Fotovoltaik itu lebih sederhana dibandingkan dengan semi konduktor chip, dan jika kita bisa memproduksi semi fotovoltaik termasuk wafernya, maka langkah menuju semikonduktor akan semakin dekat," jelas Airlangga seperti dilansir kontan, Rabu (26/7/2023).

Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi basis produksi energi berbasis hilirisasi. Melalui pengembangan kawasan industri di Pulau Rempang, pemerintah berharap dapat memanfaatkan sumber daya energi mineral dan terbarukan yang melimpah di negara ini.

Rencana pengembangan Kawasan Rempang merupakan bagian integral dari strategi pengembangan Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun (BBK) yang telah dirancang dalam Rencana Induk Pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) BBK. Rencana tersebut saat ini sedang dalam tahap finalisasi dan ditargetkan untuk segera ditetapkan.

Baca juga: WN Singapura Dituntut 1 Tahun Penjara karena Pelanggaran Keimigrasian di Batam

Letak strategis Pulau Rempang yang dekat dengan Singapura dan Malaysia diharapkan akan meningkatkan daya saing Indonesia di kawasan Asia Tenggara. Selain itu, Indonesia yang akan menjabat sebagai Ketua ASEAN pada tahun 2023 akan menjadi cerminan daya saing dan kontributor utama dalam ekonomi ASEAN.

Proyek pengembangan kawasan industri hilirisasi di Pulau Rempang juga diharapkan akan memberikan dampak positif bagi kawasan sekitarnya, menciptakan efek domino yang menguntungkan pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Dua Pelaku Jambret Bule Belanda di Batam Sempat Keliling Incar Mangsa

Sebagai informasi, Badan Pengusahaan (BP) Batam dan PT Makmur Elok Graha (MEG) telah menandatangani perjanjian untuk mengembangkan kawasan Rempang seluas 17.000 hektare pada tahun 2004. 

Setelah penundaan selama 18 tahun, akhirnya Launching Program Pengembangan Kawasan Rempang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam dilakukan pada bulan April 2023.

Diketahui PT MEG adalah salah satu anak perusahaan milik pengusaha Tomy Winata. Pada tahun 2004 itu, Tomy berencana menggarap Rempang-Galang menjadi Kawasan Wisata Terpadu Eksklusif (KWTE) namun tertunda selama 18 tahun karena status quo dari lahan tersebut. 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews