Pembangunan IPAL untuk Menjaga Lingkungan di Kota Batam

Pembangunan IPAL untuk Menjaga Lingkungan di Kota Batam

Batam, Batamnews - BP Batam telah melakukan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestik dengan tujuan untuk mempertahankan dan memperbaiki kualitas lingkungan di Kota Batam. Proyek ini diharapkan selesai pada tahun 2024.

Iyus Rusmana, General Manager Unit Usaha Pengelolaan Lingkungan BP Batam, menyatakan bahwa proyek pembangunan IPAL ini didanai oleh pinjaman luar negeri yang dilakukan oleh pemerintah pusat melalui Economic Development Cooperation Fund (EDCF) Korea Selatan.

Pinjaman tersebut kemudian diberikan kepada Kota Batam untuk membangun IPAL.

"BP Batam tidak bertanggung jawab atas biaya pengembalian pinjaman. Itu adalah tanggung jawab pemerintah pusat. BP Batam bertanggung jawab hanya atas biaya operasional dan pemeliharaan," kata Iyus pada Rabu (12/7/2023).

Baca juga: BP Batam Rencanakan Penanaman Kembali 12 Ribu Pohon Jati Emas

Iyus menjelaskan bahwa pemerintah pusat memilih Kota Batam sebagai prioritas karena merupakan kawasan investasi dan pariwisata. Oleh karena itu, lingkungan di Kota Batam harus dikelola dan dijaga dengan baik. Pembangunan IPAL saat ini telah mencapai progres di atas 90,8 persen.

Limbah domestik yang tidak dikelola dengan baik dapat mencemari lingkungan, seperti yang terlihat di Waduk Baloi yang dulunya dapat menyediakan air baku sebesar 30 liter per detik, namun saat ini tidak dapat dimanfaatkan lagi karena tingkat pencemaran limbah domestik yang sangat tinggi.

"Salah satu cara mengantisipasi hal ini adalah dengan membangun IPAL. Mungkin saat ini tidak terasa, tetapi jika dibiarkan selama 5 hingga 10 tahun ke depan, kondisi akan menjadi kotor. Dam Duriangkang, yang merupakan waduk terbesar, yang memenuhi kebutuhan air minum, tidak boleh tercemar," jelasnya.

Pencemaran yang telah mencapai waduk akan berdampak pada biaya operasional dan produksi yang meningkat. Selain itu, juga akan berdampak pada kesehatan dengan munculnya berbagai penyakit serta pertumbuhan tanaman eceng gondok yang dapat menurunkan kapasitas air baku.

"Pembangunan IPAL ini memiliki tujuan yang baik, menjadikan Batam sebagai kota baru dengan pendekatan smart city dalam hal lingkungan hidup. Pembangunan ini berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Ketika lingkungan terlihat bersih, hijau, dan teratur, orang akan senang berinvestasi dan jumlah wisatawan juga akan meningkat," tambahnya.

Baca juga: BP Batam dan Polresta Barelang Berhasil Menertibkan Tambang Pasir Ilegal di Kawasan Nongsa

Ia menambahkan bahwa pengolahan limbah domestik ini menggunakan teknologi terkini dan menghasilkan air baku dengan kualitas lingkungan yang baik. Limbah yang telah diolah dikembalikan ke Waduk Duriangkang untuk diolah kembali.

Selama ini, air baku di Waduk Duriangkang berasal dari perumahan melalui saluran drainase yang mengalir ke waduk. Namun, dengan pertambahan penduduk yang semakin besar, dikhawatirkan kondisi waduk akan tercemar.

"Listrik dan air adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Proyek ini dibangun untuk meningkatkan standar kehidupan masyarakat. Di masa depan, kita harus memiliki saluran drainase yang bersih dari sampah dan limbah. Hal ini akan menciptakan keindahan seperti di negara lain," jelasnya.

Muhammad Rudi, Kepala BP Batam, mengatakan bahwa pembangunan IPAL merupakan upaya pemerintah untuk menjaga kelestarian lingkungan. Jika ingin membangun industri di Kota Batam, persyaratan utamanya adalah kota ini harus bersih dan memiliki fasilitas pengelolaan limbah industri dan domestik.

"Fokus kami adalah bagaimana pengelolaan air limbah di Kota Batam dapat diakomodasi," ujar Muhammad Rudi.

Dia berharap bahwa dengan IPAL BP Batam, pencemaran lingkungan akibat limbah domestik dapat diatasi. Muhammad Rudi berharap bahwa seluruh limbah domestik dapat diolah menjadi pupuk organik dan air bersih.
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews