MTI Kepri: Kendaraan Listrik Sulit Digunakan di Kepri Meskipun Disubsidi

MTI Kepri: Kendaraan Listrik Sulit Digunakan di Kepri Meskipun Disubsidi

Ketua MTI Provinsi Kepulauan Riau Syaiful

Tanjungpinang, Batamnews - Menanggapi penggunaan kendaraan listrik di Kepulauan Riau, Ketua MTI (Masyarakat Transportasi Indonesia) Kepri, Syaiful, menyatakan bahwa masih sulit untuk menerapkannya secara pribadi meskipun sudah di subsidi oleh pemerintah. 

Namun, ia menganggap penggunaan kendaraan listrik lebih tepat jika difokuskan pada angkutan umum/angkutan masal/publik atau digunakan oleh pemerintah daerah wilayah perkotaan , Rabu (12/07/2023).

Baca juga : Ditangkap Polisi: Orang Tua Pembuang Bayi di Tanjungpinang, Kecamatan Tanjungpinang Timur

Syaiful menjelaskan alasan ketidaktepatan sasaran dalam subsidi mobil listrik yang diberikan oleh pemerintah. Menurutnya, masalah terletak pada harga dan kegunaan kendaraan listrik itu sendiri.

Syaiful menjelaskan alasan mengapa subsidi yang diberikan pemerintah kepada mobil listrik tidak tepat sasaran. Menurutnya, permasalahan utama terletak pada harga kendaraan listrik itu sendiri. 

"Contohnya mobil Wuling,memiliki harga sekitar 280 juta rupiah atau lebih padahal itu sudah disubsidi.tentunya hal ini sebagai konsumsi bagi masyarakat kelas  menengah keatas,  sebagai pengamat transportasi, menurut saya masyarakat golongan mengah kebawah akan cenderung memilih mobil standar yang lebih besar dan memberikan manfaat yang lebih banyak dari ketimbang kendaraan listrik," ujarnya.

Baca juga : Lomba Balita Sehat dan Lomba Mewarnai di Desa Gunung Kijang, Bintan, Mendapat Apresiasi Ketua TP PKK Kabupaten Bintan

Seperti kita ketahui  bahwa target pemerintah untuk pengadaan mobil listrik dengan tujuan penghematan bbm,  polisi udara /emisi dan mengatasi kemacetan.

Namun malah sebaliknya, mobil yang menggukan bbm terus diproduksi dan mengimport mobil mobil produksi terbaru, hal tersebut tetap menjadi primadona pilihan masyarakat Indonesia.

Meskipun harga kendaraan listrik diturunkan harganya, menurutnya akan menimbulkan masalah baru, Masyarakat akan banyak membeli mobil listrik dan itu bukan lagi suatu kebutuhan sekunder melainkan kebutuhan primer yang akan menimbulkan kemacetan.

Syaiful juga menekankan bahwa adopsi kendaraan listrik oleh masyarakat dapat menimbulkan kekhawatiran terkait aspek teknis seperti konsumsi daya dan perawatan. Menurutnya, saat ini belum efektif untuk menerapkan kendaraan listrik di Indonesia secara luas.

Dalam hal ini, Syaiful lebih mendukung penggunaan kendaraan listrik oleh angkutan umum dengan subsidi pemerintah karena itu akan tepat sasaran. 

"Kendaraan listrik hanya cocok digunakan di daerah perkotaan dan tidak dapat menjangkau perjalanan jarak jauh yang sering dibutuhkan oleh masyarakat," ujarnya.

Pembahasan mengenai masalah mobil listrik telah dilakukan oleh MTI Kepri dan hasilnya menyimpulkan bahwa kebijakan dari pusat terkait mobil listrik tidak sesuai dengan target sasarannya.


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews