Indihome Bebaskan Isolasi Pulau Terluar Kepri dengan Kabel Sejauh 4 Kali Keliling Bumi

Indihome Bebaskan Isolasi Pulau Terluar Kepri dengan Kabel Sejauh 4 Kali Keliling Bumi

Tower BTS. (Foto: Ilustrasi)

PULAU-PULAU terluar di perbatasan negara masih banyak kesulitan akses. Utamanya akses transportasi dimana hampir tidak ada perusahaan operator transportasi umum kapal laut dan penerbangan udara yang membuka rute ke pulau-pulau tersebut. Selain itu juga keterbatasan akses anak-anak di sana terhadap pendidikan, kesehatan, layanan adminitrasi pemerintahan dan bahkan layanan perbankan.

Namun tidak dalam hal akses informasi. Penyedia jasa internet terbesar Tanah Air, IndiHome, benar-benar berkomitmen tinggi menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dengan menjangkau pulau-pulau terluar tersebut. Buktinya, produk unggulan PT Telkom Tbk ini telah pun membangun jaringan kabel fibre optic yang menjangkau seluruh wilayah perbatasan di tanah air, termasuk di Provinsi Kepulauan Riau.

Berdasarkan rilis yang dikeluarkan PT Telkom beberapa waktu lalu, bentangan fibre optic IndiHome sudah mencapai 166.343 kilometer. Panjang bentangan tersebut setara dengan empat kali keliling bumi. Bentangan jarak keliling bumi sendiri diperkirakan 40.075,017 kilometer.

Dengan bentangan kabel ini, jaringan IndiHome hampir 97 persen wilayah kabupaten/kota. Diperkirakan pula, sekitar 75 persen wilayah kecamatan atau sekitar lima ribu lebih dari 7.094 kecamatan sudah dapat mengakses internet menggunakan layanan broadband IndiHome.

PT Optic Marine Indonesia (OMI), anak usaha Optic Marine Group (OM Group), berpartisipasi dalam kegiatan penggelaran kabel fiber optik dan power cable bawah laut di Indonesia untuk menghubungkan antarpulau dan benua melalui jaringan komunikasi kabel bawah laut. (Sumber Foto: opticmarine.com)

Dengan jangkauan ini, IndiHome juga memberikan akses komunikasi digital pada sekitar 35 ribu desa dari 83.447 desa. Diantaranya dinikmati desa-desa di pulau terluar di Kepri seperti Desa Pulau Tiga di Kabupaten Natuna dan Kecamatan Belakangpadang di Pulau Batam.

“Untuk layanan internet kami benar-benar terbantu dengan adanya IndiHome. Bukan hanya untuk kebutuhan akses informasi, tapi juga untuk kegiatan usaha,” ujar Azim, warga Belakangpadang yang membuka usaha cafe dengan layanan akses internet gratis menggunakan jasa Wifi IndiHome.

Menurutnya, akses internet IndiHome di cafenya sering menjadi tempat nongkrong anak-anak muda para pelajar dan mahasiswa untuk mengikuti pembelajaran daring pada saat pandemi Covid-19 lalu. “Banyak pelajar dan mahasiswa pulang kampung sini dan mereka mengikuti pelajaran jarang jauh. Jadi mereka nongkrong di sini karena lebih nyaman dan biaya internetnya lebih murah dibandingkan harus membeli paket internet seluler,” papar Azim.

Daya jangkau IndiHome di pulau-pulau terluar ini pula yang sangat membantu pembelajaran daring di sekolah-sekolah. Meski warga pulau terluar ini masih sangat kesulitan akses transportasi umum, namun mereka tetap “merdeka” memperoleh informasi dan melakukan komunikasi lewat layanan IndiHome.

“Iya, kita memang sangat terbantu dengan adanya akses internet IndiHome ini. Selain itu pembelajaran daring, juga untuk kebutuhan akses informasi baik seluler maupun televisi,” ungkap seorang guru di Pulau Sambu, Kota Batam.

Layanan IndiHome juga menjangkau Pulau Tiga Kabupaten Natuna dan Bintan Pesisir Kabupaten Bintan. Dua wilayah terluar di Laut China Selatan ini bahkan dapat memesan layanan sambungan IndiHome secara online. Petugas layanan IndiHome juga menyebar spanduk dan brosur berisi prosedur pemasangan IndiHome lengkap dengan nomor telepon seluler petugas pelayanannya.

“Untuk layanan internet IndiHome sangat bagus. Kami jarang mengalami gangguan. Di sini hanya IndiHome yang punya layanan sambung internet ke rumah,” ujar Awang, warga Pulau Tiga Kabupaten Natuna, melalui sambungan telepon seluler.

Dia pun mengakui beberapa kemudahan yang dirasakan setelah beberapa lama menggunakan IndiHome. Diantaranya; kecepatan akses layanan internet, kecepatan layanan keluhan pelanggan, dan harga yang kompetitif dengan kemudahan metode pembayaran.

“Tentunya banyak kemudahan dalam layanan IndiHome ini. Akses di sini lumayan sangat lancar. Jarang kami mengalami gangguan atau lelet. Kalau ada gangguan, kita sampaikan keluhan melalui telepon, petugas pun langsung dating. Harganya pun ada beberapa pilihan sesuai kebutuhan akses internet kita,” ungkap Awang.

Mengenai jangkauan fibre optic ini diakui Vice President Marketing Management Direktorat Consumer Service Telkom Edi Kurniawan. Menurutnya, layanan fixed broadband IndiHome telah berkontribusi sebesar 85 persen pada market share di tanah air. Saat ini, jumlah pelanggan IndiHome diperkirakan sudah mendekati angka 10 juta.

“Ini membuktikan bahwa IndiHome sangat besar kontribusinya bagi masyarakat. Dan, sebagai leading fixed broadband, IndiHome sangat dipercaya masyarakat,” paparnya.

Kehadiran IndiHome di pulau-pulau terluar diakui Kuniawan membuat masyarakat tetap dapat bergerak aktif di tengah berbagai keterbatasan mobilitas saat pandemi lalu. Dan, yang lebih menggembirakan lagi keberadaan IndiHome sangat membantu sektor pendidikan dan ekonomi masyarakat.

Dengan penetrasi layanan IndiHome ini, sudah sepantasnya produk Telkom tersebut diganjar berbagai penghargaan. Diantara penghargaan tersebut adalah 1st Millenial Choice in Internet Provider & TV Cable Category 2020 dari Warta Ekonomi. Lalu TOP Internet Service Provider dan TOP Contact Center dari it Work 20, dan Gold Champion Category Pay TV dari Indonesia WOW Brand 2020. IndiHome juga pernah mendapatkan award One Stop Entertainment Media of The Year dari Marketer Editor’s Choice Award.

“Prestasi ini tentu harus diimbangi dengan menyiapkan infrastruktur berkualitas baik. Kita memang sangat berkomitmen dalam menyediakan layanan internet termasuk dengan menyediakan ribuan Wifi.id Corner bekerjasama dengan berbagai komunitas agar tetap semangat dan semakin mudah dalam berkarya dan berkreasi,” tegas Edi Kurniawan waktu itu.

Komitmen Telkom melalui IndiHome ini pun sudah hampir menyelesaikan setengah dari masalah kesulitan akses warga pulau-pulau terluar. Tentu saja, masalah kesulitan akses yang telah di-“merdeka”-kan meliputi akses komunikasi dan informasi, layanan pendidikan, perbankan, dan bahkan akses layanan administrasi pemerintahan. Bravo IndoHome!!


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews