Bullying oleh Guru dan Pelajar Sekolah di Batam Jadi Sorotan

Bullying oleh Guru dan Pelajar Sekolah di Batam Jadi Sorotan

ilustrasi

Batam - SI (17), seorang siswi di SMK Satu Bangsa Harmoni Batam, Kepulauan Riau, diduga menjadi korban perundungan atau bullying yang dilakukan oleh oknum guru dan murid di sekolah tersebut.

Anggota Komisi IV DPRD Kepri, Uba Ingan Sigalingging, turut menyayangkan terjadinya praktik bullying. Bahkan tindakan tersebut tak cuma dilakukan siswa, melainkan juga guru di SMK Satu Bangsa Harmoni Batam itu.

Harusnya, menurut dia, guru bisa menjadi garda terdepan dalam upaya memberi pemahaman bahaya perundungan kepada para murid. Bukan malah balik terlibat melakukannya.

Baca juga: Kisah Siswi SMK Korban Bullying di Batam, Pindah Sekolah hingga ke Psikiater

"Ini ironis. Saya kira pihak yayasan harus serius menyikapi karena ini termasuk tindak kekerasan. Ini bukan sekedar guyon dan lain sebagainya, tapi memang betul-betul membuat ketakutan kepada siswa," ujarnya, Senin (9/1/2023).

Jika tidak disikapi dengan serius, kejadian itu akan menjadi bumerang kepada sekolah. Pasalnya, bullying ini merupakan tindak kekerasan yang bersifat verbal dan psikis.

"Seharusnya pihak sekolah memiliki pemahaman yang baik tentang bahaya bullying. Bullying ini merupakan tindak kekerasan, ada yang bersifat verbal dan psikis," kata Uba. 

Baca juga: Kasus Bullying Tewaskan Bocah SD di Tasikmalaya Naik ke Penyidikan

Peran Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kepri, juga disorot. Kata Uba, dinas terkait harus pro aktif memberi pemahaman.

"Dinas harus pro aktif, tidak hanya menunggu laporan, juga harus bisa memastikan kejadian di sekolah tersebut menjadi entry point atau pintu masuk untuk bisa melalukan perbaikan ke seluruh sekolah, baik negeri maupun swasta untuk dilakukan pembinaan," ujarnya.

Walau sudah berdamai antara korban dan pelaku, Politisi Partai Hanura itu menyebut tak hanya sampai di situ saja. Disdik jangan abai terkait dengan pembinaan lembaga pendidikan di Kepri. 

 

"Walau sudah berdamai atas persoalan itu, tetapi prinsip-prinsipnya yang menyangkut kebijakan dan pemahaman itu tidak bisa cukup sampai di situ saja, harus ada tindak lanjut dari Disdik," ujarnya.

Uba bahkan menilai, hal-hal seperti ini sudah kerap terjadi, namun tak terekspose. Itu membuat anak depresi dan kemudian ketakutan. "Kasus ini seperti gunung es, hanya sebagian dari sekian banyak," kata dia.

Uba menambahkan, tindakan bullying perlu menjadi perhatian seluruh masyarakat, terutama kepada penyelenggara pendidikan baik ditingkat dasar maupun atas. 

"Saya harap diawal tahun ini Disdik dapat memberikan semacam penyuluhan atau bimbingan kepada seluruh sekolah supaya tidak terjadi lagi dikemudian hari," pungkas Uba. 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews