Saksi Ketua RT: Tak Ada Ambulans; CCTV Kompleks Irjen Sambo Diganti

Saksi Ketua RT: Tak Ada Ambulans; CCTV Kompleks Irjen Sambo Diganti

Ketua RT rumah Kadiv Propam Irjen Sambo, Seno Sukarto (84). Foto: Jonathan Devin/kumparan

Jakarta - Peristiwa polisi tembak polisi terjadi di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022). 

Peristiwa itu melibatkan sopir dinas pribadi istri Irjen Sambo, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (27) dengan ajudan Irjen Sambo, Bharada E. Dalam peristiwa itu, Brigadir Yosua tewas dan menyisakan banyak kejanggalan.

Rumah di Jalan Duren Tiga Utara 1 Nomor 46 RT05/01, Duren Tiga, Pancoran Jakarta Selatan itu merupakan rumah singgah yang selama pandemi difungsikan sebagai tempat isolasi mandiri Irjen Sambo dan keluarga.

Ketua RT tempat rumah tersebut rupanya bukan orang sembarangan. Dia bernama Mayjen Pol (Purn) Seno Sukarto. 

Seno mengatakan dia tak menerima laporan dari pihak Kepolisian soal ada kejadian penembakan di rumah dinas Irjen Pol Ferdy Sambo, pada Jumat (8/7).

Oleh karena itu, Seno mengaku kesal karena tak diberi tahu adanya kejadian penembakan itu. Padahal, dia bertanggung jawab di area lingkungan tersebut. Termasuk saat olah TKP.

"Sampai sekarang saya ketemu aja enggak, terus terang saya juga, ya, kesal. Saya ini dianggap apa, sih, maaf saja saya ini jenderal lho meskipun RT," ujar pria yang pernah menjabat sebagai Asrena Kapolri itu kepada wartawan, Rabu (13/7).

Seno mengungkapkan, usai kejadian tersebut tak ada yang melihat adanya ambulans. Karena itu pula ia tidak tahu persis bagaimana proses jenazah Yosua dibawa.

"Enggak tahu (proses bawa jenazahnya). Iya, ada ambulans ke sini juga ya enggak nangkap. Saya enggak tahu diangkut pakai apa," ungkap Seno kepada wartawan, Rabu (13/7).

Seno Sukarto mengungkapkan, di kompleks tersebut terpasang sejumlah CCTV di beberapa sudut kompleks. Namun sehari setelah kejadian penembakan itu tepatnya pada Sabtu (9/7), kata Seno, CCTV di kompleks yang pusatnya berada di pos satpam sempat diganti oleh polisi.

"Maksudnya (yang diganti) itu bukan CCTV di rumah Pak Sambo, (tapi) CCTV alatnya yang di pos. Iya (diganti polisi)," kata Seno.

Kemudian, lanjut Seno, penggantian CCTV itu bahkan baru diketahuinya pada Senin (11/7). Dia baru mendapat informasi tersebut dari petugas keamanan kompleks.

"Saya tanya sama satpam, ya dia aja enggak tahu diganti yang baru alatnya ininya (decodernya) itu," ungkapnya.

Seno mengaku saat polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ia tidak diberi tahu. Maka itu ia tidak mengetahui jika telah terjadi penembakan.

"Saya enggak tahu, saya enggak tahu ada informasi masalah ramai-ramai, ini saya tanya [satpam] katanya ada acara, jadi dia juga enggak tahu apa-apa, itulah yang saya ketahui," jelasnya.


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews