Menengok Aktivitas Mudik Warga Pulau-pulau Hinterland di Batam

Menengok Aktivitas Mudik Warga Pulau-pulau Hinterland di Batam

Aktivitas warga di pelabuhan rakyat, Sagulung. (Foto: Juna/Batamnews)

Batam - Cuaca tak begitu terik. Hembusan angin sepoi-sepoi terasa di pelabuhan rakyat Sagulung, Kota Batam.

Sejumlah perahu pancung dengan penutup atap dari terpal biru tampak berjejer siang itu. Ctak, ctak.. langkah penumpang ramai terdengar saat melangkahkan kaki di dermaga kayu tersebut.

Mereka adalah warga yang ingin menaiki boat pancung. Tujuannya menyeberang ke sejumlah pulau kawasan hinterland (pulau-pulau kecil, pinggiran) di kota industri ini. Salah satunya Pulau Bulang.

Riuh rendah suara ibu-ibu dan anak anak lebih terdengar. Sesekali tekong perahu pancung menyoraki penumpang yang akan naik.

Misni (38) salah satunya. Wanita itu tampak menenteng plastik dan beberapa barang bawaan. Baju gamis hijaunya berkibar-kibar diterpa angin di pinggir dermaga.

Ia pun tampak bersemangat ingin bertemu orangtua di Kampung Bulang merayakan hangatnya momen Idul Fitri. "Orang tua masih ada tinggal di sana," kata Misni.

Menurutnya, mudik ke pulau bersama sanak keluarga menjadi momen yang tak terlupakan. Terlebih saat ini kondisi pandemi Covid-19 sedang melandai dan kian membaik.

"Walaupun dekat tapi cuma momen lebaran ini lah, kami ke rumah mamak di Bulang. Hari-hari biasa mana bisa, suami kerja," kata Misni.

Lain halnya dengan Joni (58). Ia memanfaatkan momen libur lebaran untuk pulang ke rumahnya sebab dirinya berdomisili di pulau tersebut. 

Kata dia, biasanya mayoritas yang mudik kebanyakan berdomisili di pulau-pulau. 

"Kita turun ke Batam untuk kerja aja, tinggal tetap di pulau. Kebanyakan orang pulau begitu. Tiap tahun aja pulang lihat-lihat kondisi rumah, kebun sekalian refreshing. Tapi tetap pulang ke Batam, di Batam ada rumah," katanya.

Penambang boat pancung ketiban rezeki

Kehidupan penambang boat pancung di Pelabuhan Rakyat Sagulung semakin membaik semenjak aktivitas masyarakat tidak lagi dibatasi. 

Salah satu penambang boat, Rahmat mengatakan, pendapatannya meningkat drastis saat momen lebaran seperti ini.

"Alhamdulillah ada peningkatan," kata dia.

Diceritakan dia, dulu sejak belum dilonggarkannya aturan mengenai Covid-19 di masyarakat, kehidupannya kian terhimpit. Apalagi jumlah terinfeksi wabah saat itu sedang naik.

Bahkan dirinya kerap kali beradu mulut dengan penambang lainnya jika ada penumpang yang ingin menyeberang.

"Dulu untuk dapat Rp 20 ribu saja sulit. Kami ini betekak (cek-cok) dulu siapa yang mau antar," ujar Rahmat.

Namun kini kehidupannya kian membaik. Penumpang pun rutin hilir mudik ke pulau-pulau.

Sebagai informasi, harga sekali tambang menggunakan boat pancung di Pelabuhan Rakyat Sagulung bervariasi, tergantung jarak pulau yang dituju. 

Untuk pulau-pulau yang sedikit jauh di patok dengan harga Rp 25 ribu, sementara pulau yang dekat Rp 20 ribu.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews