London - Sebuah penelitian menunjukkan wanita lebih mungkin mengalami sakit kepala daripada pria.

Sebuah tim peneliti dari Universitas Sains dan Teknologi Norwegia memeriksa 357 studi tentang kasus penyakit ini dari tahun 1960 hingga saat ini.

Tim peneliti juga memperkirakan bahwa sekitar satu dari enam orang di dunia mengalaminya pada hari tertentu.

Penelitian ini diterbitkan dalam The Journal of Headache and Pain.

Kajian tersebut menemukan bahwa individu di negara berpenghasilan tinggi melaporkan peningkatan tingkat migrain.

Tim peneliti menemukan bahwa enam persen atau lebih dari satu dari 20 wanita mengalami sakit kepala setidaknya selama setengah bulan dibandingkan dengan 2,9 persen pria.

Studi tentang tingkat sakit kepala global juga menyimpulkan bahwa wanita dua kali lebih mungkin mengalami migrain. Demikian dikutip Utusan Malaysia dari Daily Mail, Jumat (15/4/2022).

Tim peneliti menemukan bahwa sebanyak 17 persen wanita menderita migrain yang dapat berlangsung hingga tiga hari dan menyebabkan individu mengalami efek samping seperti muntah dan kepekaan terhadap cahaya serta suara.

Namun, penelitian menunjukkan hanya 8,6 persen pria yang mengalami migrain.

Jelas penelitian, perubahan hormonal mungkin menjadi salah satu alasan wanita lebih terpengaruh karena tingkat fluktuasi kadar estrogen dapat memicu rasa sakit di kepala.