Jalanan Ibukota Ukraina Macet Panjang, Warga Cari Aman ke Barat

Jalanan Ibukota Ukraina Macet Panjang, Warga Cari Aman ke Barat

Antrean panjang mobil-mobil mengular menuju keluar dari Kyiv. (Foto: CNN)

Jakarta, Batamnews - Perang meletus di Eropa Timur, Kamis (24/2/2022). Rusia menyerang Ukraina. Pasukan Rusia telah melancarkan serangan ke wilayah Ukraina sejak hari ini. Warga di Ibu Kota Ukraina, Kyiv, berbondong-bondong meninggalkan kota.

Laporan CNN menyebut, warga Ukraina melarikan diri dari Kyiv. Foto yang dipublikasikan pada Kamis pagi menggambarkan lalu lintas padat di kota. Antrean panjang mobil-mobil di kota itu mengular menuju keluar dari Kyiv.

Baca juga: Serangan Digital Sasar Bank dan Lembaga Pemerintah di Ukraina

"Sementara kami mendengar sirene (serangan udara), Anda dapat membayangkan betapa paniknya orang-orang di kota ini yang terguncang dari tempat tidur mereka karena ledakan gemuruh yang terjadi di sekitar kita," kata reporter CNN.

"Semua lalu lintas itu menuju ke satu arah, mengemudi secepat mungkin ke barat menuju daerah yang lebih aman, jika Anda mau, di negara ini, mungkin menuju Polandia, yang berjarak tiga atau empat atau lima jam perjalanan dari sini. Anda dapat melihat arus lalu lintas yang hampir konstan penduduk negara ini bergerak ke arah barat, berlawanan arah dengan Rusia."

Foto-foto dari ibu kota Ukraina, Kyiv, menggambarkan antrean panjang mobil yang menuju ke luar kota setelah serangan Rusia Kamis pagi. Lalu lintas padat bergerak ke barat, jauh dari tempat ledakan. Namun, ada juga beberapa mobil menuju ke timur.

Di ibukota Ukraina, Kyiv, stasiun kereta bawah tanah menjadi bunker. CNN melaporkan, menurut saksi-saksi di kota itu, stasiun-stasiun kereta bawah tanah itu penuh dengan orang-orang yang membawa perbekalan.

Baca juga: Sejumlah Ledakan Terdengar saat Invasi Rusia ke Ukraina

Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan dimulainya operasi militer di Ukraina. Dilansir dari Associated Press, Putin mengatakan operasi militer itu dilakukan sebagai tanggapan atas ancaman yang datang dari Ukraina. Dia menambahkan bahwa Rusia tidak memiliki tujuan untuk menduduki Ukraina. Putin mengatakan tanggung jawab atas pertumpahan darah terletak pada "rezim" Ukraina.

Rentetan ledakan juga dilaporkan terdengar di Kiev, ibu kota Ukraina dan beberapa kota di dekat garis depan Ukraina timur dan di sepanjang pantai negara itu, beberapa saat setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews