Bikin Bangkrut! Segera Hapus 8 Aplikasi Kripto Berbahaya Ini
Jakarta, Batamnews - Jangan sembarangan memilih aplikasi yang digunakan untuk berinvestasi di uang kripto atau cryptocurrency. Pasalnya, ditemukan 8 aplikasi kripto yang menipu penggunanya.
Bahkan aplikasi ini menguras uang penggunanya dengan menawarkan janji palsu agar bisa mendapatkan untung lebih. Menurut Business Insider, Rabu (23/2/2022), 8 aplikasi ini ditemukan Google di Play Store dan diakui telah dihapus.
Baca juga: Bitcoin Diramal Berumur Pendek dan Segera Tamat
Berikut ini daftar aplikasi kripto yang menipu dan menguras dana pengguna:
BitFunds - Crypto Cloud Mining
Bitcoin Miner - Cloud Mining
Bitcoin (BTC) - Pool Mining Cloud Wallet
Crypto Holic - Bitcoin Cloud Mining
Daily Bitcoin Rewards - Cloud Based Mining System
Bitcoin 2021
MineBit Pro - Crypto Cloud Mining & btc miner
Ethereum (ETH) - Pool Mining Cloud.
Business Insider meminta jika Anda pengguna salah satu aplikasi tersebut untuk langsung menghapusnya. Anda bisa menuju ke Settings > Apps lalu klik nama aplikasi dan pilih Uninstall.
Sebagai informasi, aplikasi-aplikasi itu menggunakan skema 'cepat kaya' dan akan memikat pengguna untuk menginvestasikan uangnya. Dengan begitu pengguna berharap dapat keuntungan dari sana.
Namun ternyata aplikasi itu berbahaya dan bahkan membuat bangkrut korbannya.
Trend Micro mencatat aplikasi itu tidak gratis dan harus membayar uang senilai US$14,99 hingga US$189,99 (Rp 214 ribu - Rp 2,7 juta) untuk meningkatkan kemampuan.
"Meski aplikasi tidak terkait dengan operasi penambangan cloud atau punya fitur penambangan kripto, beberapa aplikasi meminta pengguna membayar peningkatan kripto lewat sistem penagihan dalam aplikasi dengan harga US$14,99 hingga US$189,99," jelas Trend Micro.
Baca juga: antastis! Harga Bitcoin Nyaris Capai Rp 1 Miliar
Disebutkan jika aplikasi akan menyarankan para korbannya membayar peningkatan kemampuan penambangan. Caranya adalah membeli mesin kripto favorit di Cloud.
Trend Micro menyebut delapan aplikasi yang ditemukan memaksa pengguna menonton iklan dan langganan per bulan rata-rata US$115 atau sekitar Rp 1,6 juta.
Selain delapan aplikasi tadi, Trend Micro menyebutkan ada lebih 120 aplikasi serupa yang ditemukan. Bahkan aplikasi bermasalah itu telah menginfeksi 4.500 pengguna pada tahun lalu.
Komentar Via Facebook :