Pesan Berantai Bernada Anti-Asia Bikin Gempar Kampus Amerika

Pesan Berantai Bernada Anti-Asia Bikin Gempar Kampus Amerika

ilustrasi

Batam, Batamnews - Pada akhir 2020, seorang mahasiswa di Occidental College, AS, mengirim SMS kepada seorang temannya berbunyi: "semua orang Asia harus mati."

Dia kembali mengirim SMS mengatakan orang Asia "bertanggung jawab atas pandemi jadi mereka harus mati karena itu juga."

Baca juga: KNPI Polisikan Abu Janda Terkait Dugaan Rasisme ke Natalius Pigai

Setahun kemudian, pada Oktober atau November, teman tersebut melaporkan SMS tersebut kepada pejabat kampus dan perkumpulan mahasiswi, memicu kontroversi yang mengguncang perguruan tinggi seni liberal kecil di Los Angeles itu, ketika para mahasiswa mempertanyakan lambannya tanggapan pihak kampus.

Pada Selasa, setelah banyak laporan, Presiden Occidental College, Harry J. Elam mengatakan mahasiswa yang mengirim SMS rasis itu tidak lagi terdaftar di kampus itu dan mengatakan merasa bersalah dan menyesal atas tindakan mahasiswi itu, seperti dikutip dari South China Morning Post, Jumat (11/2/2022).

Wakil presiden bidang komunikasi dan kelembagaan Occidental College, Marty Sharkey mengatakan tidak bisa menyampaikan mengapa mahasiswi itu tak lagi terdaftar di kampus. Melalui surel, Sharkey mengatakan mahasiswi itu tidak disiplin terkait SMS-SMS-nya.

Mahasiswa yang mengirim SMS itu tidak menanggapi permintaan komentar.

Kejadian di Occidental memunculkan pertanyaan bagaimana mengatasi ujaran kebencian di perguruan tinggi, khususnya ketika disampaikan dalam percakapan pribadi.

Surel dari Elam pada 3 Februari kepada seluruh pihak kampus mengecam SMS itu tapi mengatakan kampus dibatasi oleh undang-undang negara bagian yang melindungi hak Amandemen Pertama di kampus swasta, ini memicu kemarahan beberapa mahasiswa yang ingin rekan mereka dimintai pertanggungjawaban.

"Ini membuat saya marah dan seluruh mahasiswa merasa terluka dan dirugikan," kata seorang mahasiswi, Shanna Yeh.

Anaise Nugent, yang menerima SMS rasis itu lebih dari setahun yang lalu. Dia awalnya tidak membagikannya karena dia ingin memberi temannya kesempatan untuk memperbaiki diri.

Tapi, kata Nugent, kawannya itu kembali mengeluarkan pernyataan diskriminatif dan menantang terkait orang kulit hitam.

"Saya mencoba memberikannya kesempatan untuk belajar dari sebelumnya, tapi dia tak pernah melakukannya."

Sebelumnya SMS rasis itu hanya diketahui para mahasiswa dan pihak kampus serta korps mahasiswa Kappa Alpha Theta, namun pada 2 Februari, SMS itu diunggah di Instagram.

Para pemimpin Kappa Alpha Theta cabang Occidental kemudian mengeluarkan pengirim SMS tersebut, kata Elizabeth Frissell, presiden Kappa Alpha Theta cabang Occidental pada 2021.

Baca juga: Heboh Tuduhan Rasis Natalius Pigai ke Jokowi dan Ganjar

Namun para pemimpin nasional Kappa Alpha Theta menentang pemecatan tersebut, mengatakan anggota tidak bisa dihukum karena tindakannya sebelum bergabung dengan organisasi tersebut. Pengirim SMS rasis itu bergabung dengan Kappa Alpha Theta pada musim gugur tahun lalu setelah mengirim SMS.

Shanna Yeh, anggota Kappa Alpha Theta yang keturunan China, mengatakan dia merasa diabaikan ketika melaporkan SMS itu kepada pihak kampus, khususnya ketika ujaran kebencian anti Asia merebak.

Dia mengatakan hanya meminta pengirim SMS itu bertanggung jawab atas perbuatannya.

"Saya meminta pertanggungjawaban dalam bentuk pengakuan atas tindakan merugikan yang dilakukan dan betapa kasar bahasa yang digunakan," jelasnya.

 

Pekan lalu, pesan yang dibuat dari kapur tulis sebagai bentuk protes menentang SMS rasis itu dihapus staf kampus. Elam kemudian mengatakan penghapusan itu tak disengaja.

Saat ditanya mengapa pihak kampus tidak menghukum pengirim SMS itu, Elam mengutip Hukum Leonard California, yang menjamin hak kebebasan berbicara mahasiswa di perguruan tinggi swasta serupa dengan yang ada di lembaga publik.

“Meskipun sulit untuk didamaikan, percakapan SMS pribadi, yang tidak ditujukan pada individu dan tidak mewakili ancaman yang kredibel, tidak selalu merupakan pelecehan yang melanggar hukum,” tulisnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews