WHO: Omicron Renggut Nyawa Setengah Juta Orang di Dunia

WHO: Omicron Renggut Nyawa Setengah Juta Orang di Dunia

Manajer Insiden WHO Abdi Mahamud. (Foto: WHO)

Jenewa - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mennyatakan lebih dari setengah juta kematian akibat varian Omicron sejak terdeteksi, sebagai angka yang 'luar biasa tragis'.

Manajer Insiden WHO Abdi Mahamud mengatakan 130 juta kasus dan 500.000 kematian telah dicatat di seluruh dunia sejak Omicron dinyatakan sebagai varian yang mengkhawatirkan pada November 2021 lalu.

Sejak itu, varian tersebut dengan cepat 'mengambil alih' posisi Delta sebagai varian dominan Covid-19 karena lebih menular meski hanya menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah.

“Di era efektivitas vaksin, setengah juta orang meninggal, itu hal yang menyedihkan. 

“Sementara semua orang mengatakan Omicron lebih ringan, mereka melewatkan hal-hal ketika setengah juta orang telah meninggal sejak terdeteksi. Ini tragis,” kata Mahamud dilansir AFP, Rabu (9/2/2022)

Chief Technical Officer Covid-19 WHO Maria Van Kerkhove mengatakan tingginya jumlah kasus Omicron 'mengejutkan', sementara jumlah aktual kasus infeksi dan kematian kemungkinan jauh lebih tinggi dari yang diketahui.

“Itu membuat kasus puncak sebelumnya terlihat hampir datar. Kita masih berada di tengah pandemi. Semoga kita sudah hampir mengakhirinya. Banyak negara yang belum melewati puncak Omicron,” ujarnya.

Menurut Van Kerkhove, dia khawatir dengan meningkatnya jumlah kematian selama beberapa minggu terakhir berturut-turut.

"Virus Omicron ini terus berbahaya," katanya.

WHO mendeteksi empat sub-keturunan Omicron. Meskipun substrain BA.1 dominan, BA.2 lebih menular dan diperkirakan berkontribusi pada peningkatan proporsi kasus Omicron.

Ia mengatakan sejauh ini tidak ada indikator yang menunjukkan efek BA.2 menghasilkan penyakit Covid-19 yang lebih parah daripada BA.1, tetapi menekankan itu masih dalam tahap awal pengumpulan bukti.

Sejak Covid-19 muncul di China pada Desember 2019, telah menewaskan hampir 5,75 juta orang, menurut data yang dikumpulkan AFP dari sumber resmi hingga kemarin. 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews