Potret Sederhana Susanti Ndapataka, Atlet NTT Peraih 5 Medali Bela Diri

Potret Sederhana Susanti Ndapataka, Atlet NTT Peraih 5 Medali Bela Diri

Susanti menunjukkan medali yang diraihnya. (Foto merdeka.com)

Batam, Batamnews - Atlet muaythai asal Nusa Tenggara Timur (NTT), Susanti Ndapataka terus menjadi sorotan menyusul viralnya foto dan video saat dia dijemput dengan mobil pikap di Bandara El Tari Kupang, Rabu (6/10/2021) pagi.

 

Peraih medali emas PON XX Papua kembali menjadi perhatian karena kondisi rumahnya yang sangat sederhana.

Rumah Susanti terletak di Desa Kuamasi, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang. Bangunan itu hanya beratap daun gewang dan berdinding bebak.

Hanya ada satu kamar tidur di rumah itu. Di ruang tamu terdapat satu kasur. Satu lemari dan televisi ditempatkan di ruangan itu. Di atas televisi itu terpampang dua boneka maskot event nasional yang pernah dijuarai Susanti.


Rumah sederhana Susanti.

5 Kali Juara Tingkat Nasional

Diberitakan merdeka.com, Susanti memperlihatkan lima medali yang pernah dia raih dalam cabang olahraga muaythai, pada beberapa pergelaran.

Yang pertama berhasil menjuarai Kejurnas di Bogor pada 2017. Tahun 2018, dia menjuarai Tarung Bebas Indonesia (TBI) di Jawa Tengah dan memperoleh predikat atlet putri terbaik.

Tahun 2019, dia menang pada Pra PON di Jakarta lalu dilanjutkan dengan Pelatnas dan Kejurnas di Kendari meraih juara dua. Teranyar, dia meraih medali emas PON XX Papua.

Belajar Bela Diri sejak SMP

Susanti sudah tertarik dengan olahraga bela diri sejak kecil. Doa mulai mengikuti latihan saat duduk di bangku kelas dua Sekolah Menengah Pertama (SMP). "Waktu itu bukan bela diri muaythai, tapi tarung derajat. Waktu itu ikut dari SMP kelas dua sampai lulus SMA tahun 2017 lalu," cerita Susanti.

Dia mengaku memiliki ketertarikan untuk menekuni bela diri muaythai setelah berkenalan dengan Angga Silitonga, pelatih yang membawanya meraih medali emas. "Saya kenal dengan pelatih muaythai Kakak Angga ini barulah diajak untuk berlatih, lalu ikut Kejurnas untuk pertama kalinya di Bogor," jelasnya.


Susanti saat berlatih.

Menurut Susanti, jarak antara rumah dan camp latihan yang sangat jauh sehingga dia memilih untuk menetap di rumah keluarganya di Kupang, saat persiapan menghadapi lawan-lawannya di Papua.

"Karena jarak jauh tidak mungkin saya bolak-balik, apalagi tidak punya kendaraan pribadi jadi karena persiapannya cuma tiga minggu, saya tinggal di rumah keluarga di Kota Kupang untuk giat latihan," ungkapnya.

Persembahkan Medali untuk Ayah

Keberhasilannya dalam beberapa kejuaraan termasuk PON XX Papua, tidak terlepas dari dukungan sang ayah, Maskur Ndapataka.

"Mama sudah meninggal dari 2004 jadi sekarang hanya punya bapak, medali yang saya berhasil raih ini saya persembahkan khusus untuk bapak saya," ucapnya.

Maskur Ndapataka bekerja sebagai petani lahan kering. Selain itu, dia menjaga ternak milik orang, yang hasilnya akan dibagi ketika dijual pemilik.

Menurut Maskur, anak bungsu dari lima bersaudara itu memang sudah menyukai olahraga bela diri sejak kecil. Dia tidak pernah melarang aktivitas anaknya.

"Kalau tidak latihan, Susan selalu bantu saya, siram tanaman di kebun, ikut gembala ternak, timba air, masak dan semprot rumput. Pokoknya selalu ikut kerja," tutupnya.

Viralnya foto dan video Susanti seharusnya menjadi pengingat bagi pemerintah setempat untuk memperhatikan kondisi atlet-atletnya. Terlebih mereka telah berjuang dan berusaha berbuat yang terbaik demi mengharumkan nama daerahnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews