Swedia, Denmark Stop Suntik Vaksin Moderna untuk Usia di Bawah 30 Tahun

Swedia, Denmark Stop Suntik Vaksin Moderna untuk Usia di Bawah 30 Tahun

ilustrasi.

Batam, Batamnews - Dua negara yakni Swedia dan Denmark menghentikan penggunakan vaksin Moderna (MRNA.O) untuk kelompok usia di bawah 30 tahun. Hal ini setelah adanya laporan kemungkinan efek samping kardiovaskular yang langka.

Badan kesehatan Swedia mengatakan akan berhenti menggunakan suntikan untuk orang yang lahir pada tahun 1991 ke bawah (30 tahun ke bawah). Data menunjukkan peningkatan miokarditis dan perikarditis di kalangan remaja dan dewasa muda yang telah divaksinasi.

Dilansir Batamnews dari alodokter, Miokarditis adalah peradangan yang terjadi pada miokardium atau otot jantung. Peradangan ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus

Peradangan terjadi pada lapisan tengah dinding jantung. Kasus yang parah dapat melemahkan jantung sehingga menyebabkan gagal jantung, detak jantung abnormal, dan kematian mendadak.

Gejala berupa nyeri dada, detak jantung tidak normal, dan sesak napas. Penanganan dapat berupa obat-obatan untuk mengatur detak jantung dan meningkatkan fungsi jantung. 

Pada kasus yang jarang terjadi tetapi parah, perangkat untuk membantu fungsi jantung diperlukan. 

"Hubungannya sangat jelas ketika menyangkut vaksin Spikevax Moderna, terutama setelah dosis kedua," kata badan kesehatan itu, dilansir Batamnews dari Reuters, Kamis (7/10/2021).

Seorang juru bicara Moderna mengatakan, dalam sebuah email bahwa perusahaan mengetahui keputusan oleh regulator di Denmark dan Swedia untuk menghentikan penggunaan vaksinnya pada individu yang lebih muda, karena risiko miokarditis dan atau perikarditis yang jarang terjadi.

"Ini biasanya kasus ringan dan individu cenderung pulih dalam waktu singkat setelah perawatan standar dan istirahat. Risiko miokarditis meningkat secara substansial bagi mereka yang tertular Covid-19, dan vaksinasi adalah cara terbaik untuk melindunginya," terang dia.

Menurut sebuah penelitian di AS yang belum menjalani peer review, pria berusia di bawah 20 tahun memiliki kemungkinan enam kali lebih besar untuk mengembangkan miokarditis setelah tertular Covid-19 dibandingkan mereka yang telah divaksinasi.

Denmark mengatakan bahwa, meskipun menggunakan vaksin Pfizer/BioNTech sebagai pilihan utama untuk orang berusia 12-17 tahun, mereka memutuskan untuk berhenti memberikan vaksin Moderna kepada orang-orang di bawah 18 tahun sesuai dengan "prinsip kehati-hatian".

"Dalam data awal ... ada kecurigaan peningkatan risiko peradangan jantung, ketika divaksinasi dengan Moderna," kata Otoritas Kesehatan Denmark dalam sebuah pernyataan.

 

Ini merujuk pada data dari studi Nordik yang belum dipublikasikan, yang sekarang akan dikirim ke European Medicines Agency (EMA) untuk penilaian lebih lanjut. Data akhir diharapkan dalam waktu satu bulan, tambahnya.

Otoritas Kesehatan Denmark mengatakan telah membuat keputusan bahkan ketika "radang jantung adalah efek samping yang sangat langka yang sering kali ringan dan hilang dengan sendirinya".

Komite keselamatan EMA menyimpulkan pada bulan Juli bahwa kondisi jantung inflamasi dapat terjadi pada kasus yang sangat jarang terjadi setelah vaksinasi dengan Comirnaty atau Spikevax, lebih sering pada pria yang lebih muda setelah dosis kedua.

Manfaat suntikan berdasarkan apa yang disebut teknologi mRNA yang digunakan oleh Moderna dan Pfizer-BioNTech dalam mencegah COVID-19 terus lebih besar daripada risikonya, kata regulator di Amerika Serikat, UE, dan Organisasi Kesehatan Dunia.

Data menunjukkan kasus radang jantung langka yang dilaporkan relatif lebih tinggi setelah vaksin Moderna dibandingkan dengan suntikan Pfizer/BioNTech, kata pejabat kesehatan Kanada pekan lalu.

Meskipun kedua vaksin didasarkan pada teknologi mRNA, suntikan Pfizer mengandung 30 mikrogram vaksin per dosis dibandingkan dengan 100 mikrogram pada vaksin Moderna.

Data dari salah satu dari dua database pemantauan keamanan vaksin AS juga menunjukkan bahwa vaksin Moderna dapat membawa risiko miokarditis yang lebih tinggi di kalangan anak muda.

Vaksin ini tidak disetujui untuk orang di bawah usia 18 tahun di Amerika Serikat.

Norwegia telah merekomendasikan vaksin Cominarty kepada anak di bawah umur dan mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya mengulangi hal ini.

"Pria di bawah usia 30 tahun juga harus mempertimbangkan untuk memilih Cominarty ketika mereka divaksinasi," kata Geir Bukholm, kepala pengendalian infeksi di Institut Kesehatan Masyarakat Norwegia, dalam sebuah pernyataan.

Seorang pejabat kesehatan Finlandia mengatakan Finlandia diharapkan untuk mempublikasikan keputusan pada hari Kamis.

EMA menyetujui penggunaan Comirnaty pada bulan Mei, sementara Spikevax disetujui untuk anak-anak di atas 12 tahun pada bulan Juli.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews