Jangan Kebanyakan, Ini 3 Bahaya Gula bagi Otak Anda

Jangan Kebanyakan, Ini 3 Bahaya Gula bagi Otak Anda

Ilustrasi konsumsi gula. (foto: ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID - Sebuah penelitian mengungkapkan bahaya gula bagi kesehatan. Ada bukti yang menunjukkan bahwa tingginya tingkat konsumsi gula juga bisa memiliki efek negatif pada kesehatan otak.

"Banyak orang Amerika mengonsumsi gula melewati batas yang dianjurkan para ahli," kata seorang profesor kedokteran di Georgetown University Hospital, Natasa Janicic-Kahric, seperti dilansir laman Huffington Post, Kamis (22/10/2015).

Memang tidak ada yang bisa menolak makanan yang mengandung gula. Namun, kita harus sadar akan risiko bahwa diet tinggi gula bisa berbahaya bagi fungsi otak dan mental kesejahteraan.


Inilah 3 bahaya gula untuk kesehatan otak Anda.

1. Ini menciptakan lingkaran setan yang intens

Ketika seseorang mengonsumsi gula maka akan mengaktifkan reseptor rasa lidah. Kemudian, sinyal dikirim ke otak, menerangi jalur reward dan menyebabkan lonjakan hormon baik seperti dopamin yang akan dirilis. Walaupun gula merangsang sistem penghargaan otak namun ketika sistem reward diaktifkan terlalu banyak dan terlalu sering, kita mulai mengalami masalah.

Mengaktifkan sistem reward secara berlebihan akan mengakibatkan hilangnya kontrol dan peningkatan toleransi terhadap gula.

2. Merusak memori dan keterampilan

Sebuah studi 2012 pada tikus yang dilakukan oleh para peneliti di UCLA, menemukan bahwa diet tinggi fruktosa (kata lain untuk gula) menghalangi pembelajaran dan memori dengan cara memperlambat otak dan juga merusak aktivitas sinaptik di otak, yang berarti bahwa komunikasi antara sel-sel otak telah rusak.

“Insulin penting dalam tubuh untuk mengendalikan gula darah, tapi mungkin memainkan peran yang berbeda di otak,” kata Dr. Fernando Gomez-Pinilla.

“Studi kami menunjukkan bahwa diet tinggi fruktosa merugikan otak serta tubuh. Ini adalah sesuatu yang baru,” jelas Gomez-Pinilla.

3. Menyebabkan depresi dan kecemasan

Berlebihan mengonsumsi gula atau makanan yang mengandung gula bisa menyebabkan gejala seperti mudah marah, mood swings, kabut otak dan kelelahan.

Makanan kaya gula dan sarat karbohidrat juga bisa mengacaukan neurotransmitter yang membantu menjaga suasana hati kita tetap stabil. Mengonsumsi gula merangsang pelepasan mood dan meningkatkan neurotransmitter serotonin yang berkontribusi untuk gejala depresi.

Asupan gula terlalu tinggi juga telah dikaitkan dengan peradangan di otak. Peradangan saraf bisa menjadi salah satu kemungkinan penyebab depresi.

(ind/bbs)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews