Biasa Pakai AK-47, Taliban Makin Ngeri Kini Pakai M-4

Biasa Pakai AK-47, Taliban Makin Ngeri Kini Pakai M-4

Taliban identik dengan senapan buatan Rusia, Kalashnikov AK-47. Namun, setelah Taliban menguasai Afghanistan, banyak anggotanya menukar AK-47 dengan senapan AS. (Foto: Reuters/Stringer)

Kabul, Batamnews - Sejak dulu, Taliban identik dengan senapan buatan Rusia, Kalashnikov AK-47. Namun setelah Taliban menguasai Afghanistan pada Minggu (15/8/2021), banyak anggotanya menukar AK-47 mereka dengan senapan Amerika Serikat.

Pemandangan ini terlihat di sejumlah video dan foto yang diunggah di jejaring sosial Taliban. Dalam video dan foto itu, para anggota terlihat menenteng senapan mesin M4 dan M16 yang ditinggalkan oleh pasukan pemerintah Afghanistan setelah kalah.

Seorang pensiunan militer Amerika Serikat, Grant Newsham, mengaku heran melihat pemandangan ini. Menurutnya, senjata AS memang lebih akurat dan berdaya tempuh jauh ketimbang AK-47. Namun, kemampuan AK-47 sebenarnya tak jauh berbeda dengan senapan-senapan buatan AS itu.

"Sejumlah persenjataan mungkin hanya berguna jika mereka ingin mengintimidasi rival bandar narkoba, tapi hanya itu. Mereka akan lebih baik jika memakai senjata yang sudah biasa mereka pegang," ujar Newhsam kepada Reuters.

Di sisi lain, sejumlah pengamat menganggap Taliban menukar senjata mereka itu hanya sebagai simbol pengambilalihan kekuasaan dari pasukan Afghanistan yang selama ini didukung AS.

AS menggelontorkan dana miliaran dollar untuk mempersenjatai pasukan Afghanistan selama 20 tahun. Namun, Taliban dapat merebut semua itu hanya dalam waktu sekitar tiga bulan.

Selain itu, senjata-senjata AS juga diperkirakan bisa bertahan lebih lama karena persediaan amunisinya yang berlimpah dan mudah didapatkan.

Peluru 5,56 mm yang digunakan untuk senapan-senapan itu bahkan tersedia di toko-toko khusus warga sipil pemilik senjata di AS. Sementara itu, Rusia sendiri sangat kesulitan menembus pasar persenjataan AS.

"Saya rasa sekarang para sekutu Taliban tak akan kesulitan menyuplai amunisi untuk sistem infanteri apa pun," kata veteran Marinir AS lainnya kepada Reuters.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews