Selain RI, 5 Negara Ini Coronanya Juga Naik Drastis

Selain RI, 5 Negara Ini Coronanya Juga Naik Drastis

ilustrasi

Batam, Batamnews - Kasus infeksi Covid-29 di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Penambahan kasus harian hingga ke level di atas 25 ribu kasus per hari telah membuat fasilitas kesehatan kelelahan dan banyak pasien yang tidak kebagian tempat tidur.

 

Secara kumulatif, per hari Minggu (4/7/2021) RI mencatatkan 2.284.084 kasus positif Covid-19 dan pasien meninggal dunia sebanyak 60.582 sejak pandemi melanda. Sementara itu jumlah kasus aktif saat ini tercatat sebesar 295.228.

 

Lebih lanjut, hal ini telah memaksa Presiden Joko Widodo untuk melaksanakan pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat pada 3 Juli 2021 hingga 20 Juli 2021 untuk wilayah Jawa dan Bali. Langkah ini diambil berdasarkan beberapa saran yang masuk, salah satunya dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mulai cemas akan kondisi Covid di negara ini.

Baca juga: Pertama Vaksin Covid, Pelajar di Tanjungpinang Tak Sabar Sekolah Tatap Muka

Nyatanya, kenaikan kasus Covid-19 secara drastis tidak hanya dialami oleh Indonesia. Beberapa negara yang sebelumnya mengklaim telah mengurangi jumlah kasus pada faktanya juga ikut melaporkan tambahan kasus yang tinggi.

Negara mana sajakah itu? Berikut daftarnya:

 

1. Rusia

Rusia merupakan salah satu negara yang saat ini mengalami infeksi corona yang cukup parah. Pada Minggu (4/7/2021) Negeri Beruang Merah melaporkan 25 ribu tambahan kasus harian positif Covid-19 yang juga diiringi angka kematian sebanyak 663 jiwa.

Dengan tambahan ini, secara kumulatif kasus Covid-19 di negara itu mencapai 5,5 juta dan 136 ribu kematian.

Dalam penambahan ini, ibu kota Rusia, Moskow, diketahui menjadi salah satu episentrum penyebaran virus corona. Walikota Moskow Sergei Sobyanin mengatakan bahwa varian Delta sekarang menyumbang 90% dari kasus baru di kota tersebut.

Untuk mencegah infeksi lanjutan, Sobyanin memerintahkan agar memperketat mobilitas. Ia meminta warga non pekerja garis depan untuk tetap tinggal di rumah serta membatasi operasional restoran.

Sementara itu kota terbesar kedua Rusia, St Petersburg, pada hari ini mencatat 101 kematian. St Petersburg sendiri sedang menjadi atensi dunia internasional setelah penonton pertandingan sepakbola Euro 2020 yang diadakan di kota itu dilaporkan tertular Covid-19.

Kota di Laut Baltic itu sendiri diketahui mendapatkan tujuh jatah penyelenggaraan laga.

 

2. Inggris

Inggris juga merupakan negara yang melaporkan lonjakan kasus baru yang cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir. Pada Minggu, Negeri Ratu Elizabeth melaporkan lonjakan kasus harian sebanyak 24.248 infeksi.

Baca juga: Rekor Tertinggi, 648 Warga Kepri Positif Covid-19 Dalam Sehari

Meski memiliki tingkat vaksinasi yang terdepan, Inggris mengaku kewalahan dengan jumlah infeksi baru ini. Perdana Menteri (PM) Boris Johnson akhirnya mengambil langkah untuk memperpanjang lockdown nasional hingga 19 Juli mendatang.

Mantan Walikota London itu menyebut bahwa saat ini Inggris cukup kewalahan dalam melawan varian Delta yang menyebar secara masif. Varian yang awalnya timbul di India itu juga dianggap lebih berbahaya.

"Sekarang kita tidak tahu sejauh mana tepatnya akan menyebabkan kematian tambahan, tetapi, jelas ini masalah serius, perhatian serius," katanya.

Secara total, Inggris mencatatkan 4,8 juta kasus Covid dengan 128 ribu kematian sejak pandemi menyerang.

 

3. Finlandia

Negeri Eropa Utara ini telah melaporkan lonjakan kasus hingga 300 kasus perharinya dalam sepekan terakhir. Kasus infeksi harian baru ini ditemukan dari para suporter bola yang baru saja pulang dari St Petersburg, Rusia, usai menyaksikan secara langsung laga babak penyisihan grup Piala Eropa antara negeri itu melawan Belgia 21 Juni lalu.

Dilansir dari Reuters, pejabat kesehatan Finlandia mengatakan angka itu kemungkinan akan bertambah dalam beberapa hari mendatang. Prediksi ini dibuat berdasarkan data yang menyatakan bahwa ada 4.500-6.000 fans negeri itu menonton laga langsung ke negeri Kremlin.

"Melihat pembagian usia mereka, jelas belum banyak dari mereka yang mendapatkan dua dosis vaksin," kata Kepala Keamanan Institut Kesehatan Finlandia, Mika Salmien pada Selasa lalu.

"Pertanyaan kuncinya adalah, apakah kita akan melihat rantai infeksi. Sekarang sepertinya kita tidak bisa pindah ke tingkat pembatasan yang lebih rendah di wilayah Helsinki."

Lebih lanjut, pejabat kesehatan Finlandia mengatakan awal pekan ini mereka akan melacak beberapa infeksi di restoran bergaya aula bir Jerman di St. Petersburg.

Kenaikan yang signifikan ini membuat Perdana Menteri Sanna Marin memerintahkan seluruh suporter Finlandia yang pulang dari Rusia untuk di tes sesaat setelah memasuki negara itu. Hal ini menyebabkan antrean panjang di sekitar pintu masuk perbatasan Rusia dengan Finlandia karena otoritas berwenang langsung memberlakukan testing setelah pendatang menyelesaikan proses administrasi untuk masuk.

4. Vietnam

Vietnam menjadi negara berikutnya yang melaporkan lonjakan kasus yang cukup signifikan. Pada Sabtu (3/7/2021) lalu Negara Paman Ho menemukan 346 kasus baru virus corona dengan kota Ho Chi Minh yang menjadi episentrum baru penyebaran virus.

Baca juga: Batam Terancam Kekurangan Vaksin Covid-19

Lonjakan kasus ini membuat kota itu berencana untuk menekankan karantina mandiri untuk kasus-kasus infeksi baru. Hal ini untuk mengurangi beban fasilitas militer yang digunakan sebagai tempat penampungan pasien Covid.

Menteri Kesehatan Nguyen Thanh Long mengatakan sangat penting untuk mencoba mengatasi penyebaran sekarang, atau mengambil risiko kerusakan ekonomi.

"Wabah akan terus berlanjut, dengan lebih banyak kasus ditemukan di masyarakat, di kawasan industri, di daerah ramai dan dapat menyebar lebih jauh ke wabah yang lebih besar," kata Long.

Vietnam sejauh ini hanya melaporkan 17.576 kasus Covid-19 dan 81 kematian.

5. Afrika Selatan

Afsel baru-baru ini juga mengalami kenaikan kasus positif Covid yang cukup banyak. Negeri Nelson Mandela itu melaporkan26.000 kasus Covid-19 baru pada hari Sabtu (3/7/2021).

Meningkatnya infeksi yang merajalela di negara paling maju di Afrika itu mulai mengganggu layanan kesehatan ke titik puncaknya, dengan rumah sakit keluar dari tempat tidur dan petugas medis merawatnya. Selain itu pemerintah juga terpaksa memberlakukan langkah-langkah penguncian parsial.

Menurut otoritas setempat, hal ini disebabkan oleh rendahnya angka vaksinasi di negara itu. Karena rumitnya birokrasi, pemerintah diketahui telah memusnahkan 2 juta dosis vaksin Johnson & Johnson yang kadaluarsa. Diketahui hingga saat ini baru 5% populasi yang baru divaksinasi.

Afsel sendiri telah menjadi hotspot penyebaran virus corona dalam pandemi ini. Di negara itu, sebuah varian baru Covid-19 telah muncul dan saat ini lebih dikenal dengan varian Beta. Varian ini dilaporkan memiliki kekuatan penyebaran yang tinggi namun tidak begitu mematikan bila dibandingkan dengan varian Delta dan Kappa.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews