Kabid Wasdakim Imigrasi Batam: Beberapa Imigran Diduga Korban Trafficking

Kabid Wasdakim Imigrasi Batam: Beberapa Imigran Diduga Korban Trafficking

Beberapa imigran dan anak-anak mereka di Hotel Kolekta Batam. (foto: iskandar)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Beberapa orang imigran asal Suria, Sudan, Somalia, Pakistan, Irak dan Mesir, yang ditampung di Hotel Kolekta Nagoya Batam, Kepri, diduga korban trafficking.

Kepala Bidang Pengawasan dan Penindakan Imigrasi Kelas I Khusus Batam Rafli SH mengatakan, sebagian dari mereka ada yang mengaku membayar 1.000 dolar Amerika, mereka dijanjikan hidup layak di negara tujuan.
 
"Tidak semua dari mereka mencari suaka, diduga sebagian diduga menjadi korban trafficking," ujar Rafli di Hotel Kolekta, Selasa (20/10/2015).

Sambung Rafli, pihaknya pernah melakukan sidak di beberapa kamar yang ditempati imigran. "Disana kami menemukan paspor yang mereka simpan," paparnya.

Rafli menjelaskan, awal-awal para imigran gelap ini masuk melalui jalur udara (pesawat). Namun, belakangan mereka masuk melalui jalur laut, bahkan ada yang masuk melalui pelabuhan tidak resmi (pelabuhan tikus).

"Masuk menggunakan pesawat berarti mereka punya uang dan pasti memiliki paspor. Tapi kenapa tiba-tiba dicek paspor mereka tidak ada," ujarnya.

"Saat ini, pihaknya sedang mencari tahu dulu kebenarannya. Kita serahkan pada United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR). Apakah mereka benar-benar mencari suaka atau korban trafficking," katanya.

Sebanyak 178 orang imigran gelap asal Suria, Sudan, Somalia, Pakistan, Irak dan Mesir, saat ini ditampung di Hotel Kolekta Nagoya Batam, Kepri. Mereka masih menunggu kabar dari International Organization for Migration (IOM).

Imigran tersebut lari dari negaranya karena ingin mencari suaka. Karena mereka menganggap tidak mungkin lagi untuk bertahan hidup di negara mereka sendiri akibat konflik berkepanjangan.

(isk)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews