Perilaku Konsumtif Masyarakat Menjelang Lebaran dalam Kacamata Sosiologi

Perilaku Konsumtif Masyarakat Menjelang Lebaran dalam Kacamata Sosiologi

Altarizan, Mahasiswa Sosiologi Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang.

LEBARAN merupakan nama lain dari hari raya umat Islam, Idul Fitri. Lebaran dirayakan setiap tahun atau setiap bulan Syawal setelah sebulan umat muslim melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan.

Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa pada saat Ramadan menjelang hari raya, pusat-pusat perbelanjaan seperti pasar, mall dan lain-lain banyak dikunjungi oleh masyarakat.

Kondisi ini sudah menjadi budaya kita bahwa pada saat hari raya identik akan sesuatu yang baru dan ada juga istilah yang mengatakan `bukan hari raya kalau tidak merasakan sesuatu yang baru`. Contohnya seperti pakaian baru, dan juga  barang-barang lainnya.

Baca juga: Sah, Ustaz Abdul Somad Nikahi Gadis 20 Tahun

Dari istilah seperti itu tanpa kita sadari sudah membangun pola pikir yang salah.

Sehingga, orang-orang banyak sekali melakukan perilaku tersebut sampai menghabiskan uangnya sebanyak mungkin untuk membeli “merek”, dari pada manfaat barang yang dibeli. Ini karena baginya merek tersebut sekaligus membawa status bagi dirinya.

Pada akhirnya ada suatu fenomena yang terjadi yaitu perilaku konsumtif masyarakat. Apa itu perilaku konsumtif?

Baca juga: Kecelakaan Maut di Karimun Tewaskan Surina

Perilaku individu yang ditunjukkan untuk konsumsi atau membeli secara berlebihan tehadap barang, tidak rasional, secara ekonomis menimbulkan pemborosan, dan lebih mengutamakan kesenangan daripada sesuatu yang betul-betul dibutuhkan.

Jean Baudrillard adalah seorang sosiolog (postmodern) dari Prancis. Buku karya Baudrillard yang mengkritisi banyak realitas masyarakat modern adalah La sosiete de Consummation: Ses Mythes, Ses Structures (Masyarakat Konsumsi: Mitos dan Strukturnya) yang telah dterjemahkan dalam Bahasa inggris degan judul “The Consumer Society: Myths and Structures”.

Masyarakat konsumsi merupakan kunci utama dalam Baudriillard untuk menunjukan gejala konsumerisme yang sangat luar biasa dan telah menjadi bagian dan gaya hidup manusia modern.

Baca juga: Beredar Pesan Berantai Kapal Feri Tujuan Lingga Stop Operasi 28 April

Objek konsumsi tidak hanya berbentuk barang, namun lebih dari itu. Inilah yang dimaksudkan Baudrillard dengan “Orang lebih suka mengonsumsi ‘tanda’ dari pada nilai guna barang yang dikonsumsinya”.

Bila pada awalnya konsumsi dimaknai sebagai sebuah proses pemenuhan kebutuhan pokok manusia. Namun kemudian, konsumsi dialihfungsikan sebagai sarana mengekspresikan posisi seseorang dan identitas kultural seseorang didalam masyarakat.

Adapun pesan yang ingin disampakan penulis. Bahwa, pada dasarnya lebaran itu bukan harus identik dengan pakaian dan barang-barang baru lainya. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita harus menjalankan Ibadah dengan baik di bulan Ramadan ini. Boleh berbelanja, tetapi harus sesuai dengan kebutuhan yang benar-benar Anda butuhkan.

Penulis: Altarizan, Mahasiswa Sosiologi Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang.


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews