Lima Negara Tangguhkan Vaksin AstraZeneca untuk Non-Lansia

Lima Negara Tangguhkan Vaksin AstraZeneca untuk Non-Lansia

Ilustrasi.

Jakarta, Batamnews - Penggunaan vaksin Covid-19, AstraZeneca masih menjadi kontroversi di sejumlah negara. Temuan kasus pembekuan darah pasca-vaksin menjadi penyebabnya.

Terkini, Belanda menangguhkan sementara vaksin AstraZeneca pada kelompok usia non lansia, di bawah 60 tahun.

Menteri Kesehatan Hugo de Jonge menyebut penangguhan ini bersifat sebagai kehati-hatian.

Baru-baru ini, Inggris juga mencatat 30 kasus baru terkait dengan pembekuan darah pasca divaksin AstraZeneca, tetapi disebutkan risiko vaksin tetap lebih kecil dibandingkan manfaatnya.

Mana saja negara yang menangguhkan vaksin AstraZeneca pada non lansia? Berikut rinciannya, seperti dilansir CNBC Indonesia, Sabtu (3/4/2021):

1. Belanda

Keputusan penangguhan vaksin AstraZeneca untuk non-lansia di Belanda, tepat diterapkan 3 hari usai Jerman lebih dulu menyetop penggunaan vaksin pada usia di bawah 60 tahun. Lagi-lagi terkait isu pembekuan darah pada sedikit kasus pasca vaksinasi AstraZeneca.

Otoritas kesehatan yang meneliti efek samping vaksin menyebutkan dari 400 ribu orang yang divaksinasi AstraZeneca, hanya ada lima laporan kasus pembekuan darah tak biasa pasca disuntik.

Semua kasus pembekuan darah terjadi antara tujuh dan 10 hari setelah vaksinasi. Banyak dari mereka yang mengalami pembekuan darah berada di rentang usia 25 dan 65 tahun.

"Saya pikir sangat penting bahwa laporan Belanda juga diselidiki dengan baik. Kita harus sangat hati-hati," jelas de Jonge.

2. Jerman

 

Sementara komisi vaksin Jerman STIKO merekomendasikan vaksin AstraZeneca hanya bagi warga di atas 60 tahun. Hal ini dsebabkan kasus pembekuan darah banyak terjadi di usia dewasa muda.

Rencananya, rekomendasi baru vaksin AstraZeneca akan diberikan pada akhir April. Khusus untuk usia dewasa muda yang menerima vaksin AstraZeneca.

"Kami menghentikan vaksinasi menggunakan AstraZeneca bagi warga di bawah 60 tahun," ujar Menteri Kesehatan Dilek Kalayci yang menyinggung soal data baru terkait efek samping vaksin AstraZeneca.

3. Spanyol

Sama halnya dengan Spanyol, pemberian vaksin AstraZeneca di negara mereka sementara ini hanya untuk lansia. Terkecuali, warga usia dewasa muda yang sudah mendapat surat rekomendasi dokter terkait risiko fatal jika tak segera divaksinasi Corona dan memiliki kemungkinan kecil mengalami efek samping serius.

Kebijakan mereka mengikuti langkah Jerman yang merilis data baru terkait peningkatan kasus pembekuan darah. Dalam laporan tersebut, kasus pembekuan darah terjadi di kepala, dikenal sebagai trombosis vena sinus.

Dikutip dari Deutsche Welle, pembekuan darah di kepala yang tidak biasa terjadi paling banyak dialami wanita dewasa.

4. Prancis

 

Lain halnya dengan Prancis, ia lebih dulu menyetop penggunaan vaksin AstraZeneca pada usia di bawah 55 tahun. Mereka memilih untuk berhati-hati dalam penggunaan AstraZeneca sejak kasus pembekuan darah banyak ditemukan di usia dewasa muda.

"Kebijakan ini didasarkan pada fakta bahwa laporan pembekuan darah yang menyebabkan ditangguhkannya penggunaan vaksin sementara di Prancis dan negara-negara Eropa lainnya kemarin, hanya terlihat pada mereka yang berusia di bawah 55 tahun," demikian penjelasan otoritas kesehatan Prancis.

5. Kanada

Canada's National Advisory Committee on Immunization (NACI), sebuah panel ahli independen menjelaskan masih belum jelas manfaat vaksinasi AstraZeneca pada usia di bawah 55 tahun. Maka dari itu, mereka memilih menangguhkan vaksin AstraZeneca di rentang usia tersebut.

"Dari apa yang diketahui saat ini, ada ketidakpastian substansial tentang manfaat pemberian vaksin AstraZeneca COVID-19 kepada orang dewasa di bawah usia 55 tahun," jelas NACI dalam rilis tertulis, dikutip dari Reuters.

Berkomunikasi dengan AstraZeneca, ia mendesak agar pihak perusahaan juga melakukan studi lebih lanjut terkait risiko dan manfaat vaksin Corona mereka pada usia di bawah 55 tahun.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews