Tuduh Pilpres Dicurangi, Trump Dihujani Kritik Rekan Separtai

Tuduh Pilpres Dicurangi, Trump Dihujani Kritik Rekan Separtai

Calon presiden petahana Amerika Serikat, Donald Trump. (AP/Evan Vucci)

New York - Beberapa anggota Partai Republik mengkritik calon presiden petahana, Donald Trump, karena menuduh Partai Demokrat mencurangi pemilihan presiden Amerika Serikat tanpa didukung bukti.

Salah satu yang melontarkan kritik adalah anggota Partai Republik dari Illinois, Adam Kinzinger. Ia mencuit di Twitter bahwa klaim kecurangan yang dilontarkan Trump semakin menggila.

Kinzinger mengatakan, jika Trump memiliki kekhawatiran akan adanya pencurian suara dari Partai Demokrat, maka hal itu harus berdasarkan bukti untuk kemudian dibawa ke pengadilan.

"BERHENTI Menyebarkan informasi yang salah," tulis Kinzinger seperti dilansir Associated Press, Jumat (6/11/2020).

Anggota Partai Republik lainnya yang melontarkan kritik adalah Larry Hogan, yang kini menjabat sebagai Gubernur Negara Bagian Maryland.

"Tidak ada pembelaan untuk komentar Presiden malam ini yang merusak proses Demokrat kita. Amerika sedang menghitung suara, dan kami harus menghormati hasilnya seperti yang selalu kami lakukan sebelumnya," ucapnya.

Kritik lainnya datang dari Senator Partai Republik dari Florida, Marco Rubio.

Rubio menyatakan melalui cuitan di Twitter bahwa jika ada kandidat pilpres yang merasa ada kecurangan, maka bisa menggugatnya ke pengadilan.

"Suatu negara melanggar undang-undang pemilu, mereka memiliki hak untuk menggugatnya di pengadilan dan menghasilkan bukti untuk mendukung klaim mereka," tulisnya.

Sebelumnya Rubio menyatakan bahwa memerlukan waktu beberapa hari untuk menghitung suara yang bukan sebuah kecurangan.

"Dan tantangan pengadilan untuk suara yang diberikan setelah batas waktu pemungutan suara yang sah BUKANLAH penekanan," katanya.

Senator Republik dari Utah, Mitt Romney, mengatakan penghitungan suara memang acapkali memakan waktu dan bisa membuat frustrasi.

Ia menambahkan, jika ada dugaan penyimpangan dalam Pilpres AS kali ini, maka akan diselidiki dan harus diselesaikan di pengadilan.

"Percayalah pada demokrasi, Konstitusi kami, dan rakyat Amerika," kata dia.

Trump dilaporkan mulai gusar melihat lawannya yang diusung partai Demokrat, Joe Biden, mendapat lebih banyak suara elektoral.

Pada Kamis pagi waktu setempat, Trump mencuit di akun Twitter mendesak penghentian proses rekapitulasi.

"HENTIKAN PENGHITUNGAN," tulis Trump.

Cuitan itu masih ada di garis waktu akun Trump. Cuitan itu dicuitkan ulang lebih dari 400 ribu kali, disukai 687 ribu kali, dan mendapat sekitar 338 ribu komentar.

Setelah cuitan itu, ia menyatakan "Kemenangan besar yang legal di Pennsylvania."

Hingga saat ini tidak diketahui maksud Trump melakukan cuitan tersebut. Namun, beberapa pihak menyatakan hal tersebut sebagai penajaman Trump atas ucapannya yang menyatakan pemilu kali ini dicurangi.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews