Petani di Kamboja Percaya Orang-Orangan Sawah Dapat Menangkal Covid-19

Petani di Kamboja Percaya Orang-Orangan Sawah Dapat Menangkal Covid-19

Warga Kamboja pasang orang-orangan sawah buat tangkal corona. (Foto: AFP)

Kamboja - Para petani di Kamboja memasang orang-orangan sawah” di depan rumah mereka karena percaya benda itu dapat menangkal virus corona Covid-19.

Dilansir dari South China Morning Post, Minggu (11/10/2020), berbekal tongkat “orang-orangan sawah” berkemeja bunga dengan pot plastik untuk kepala ini, berdiri berjaga di depan sebuah rumah pedesaan di Kamboja untuk menangkal virus corona.

Dikenal sebagai Ting Mong di Khmer, orang-orangan sawah yang dibuat dengan cukup kreatif sering muncul di desa-desa yang dilanda penyakit menular seperti demam berdarah atau diare yang ditularkan melalui air.

Kali ini, “Saya telah menyiapkan Ting Mong untuk mencegah virus corona dari mengancam keluarga saya, ini adalah takhayul kuno kita untuk mendirikan Ting Mong saat ada penyakit berbahaya atau untuk mencegah kejahatan,” ujar petani Sok Chany yang berusia 45 tahun.

Dia memasang dua tiang di depan rumah panggung kayunya di provinsi Kampong Cham, sekitar 110 kilometer timur laut ibu kota Phnom Penh.

Sedangkan lainnya berpakaian kamuflase dan memiliki tongkat yang disandarkan seperti senapan di dadanya yang diisi jerami.

 

Kamboja yang mayoritas warganya beragama Buddha memiliki aliran animisme kuat yang diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari dan ritual orang Kamboja, dengan banyak yang percaya bahwa roh tersebut terikat pada tempat, binatang, dan benda.

Ting Mong sendiri dimaksudkan untuk mengusir roh jahat yang mingin menyerang sebuah keluarga dengan menyebarkan penyakit.

Seperti diketahui, di desa Trapeang Sla Sok Chany tidak semua patung diikat ke gerbang hampir setiap rumah. Beberapa dipakaikan seragam militer atau piyama bunga, sementara yang lain hanya memiliki tas boneka dengan kacamata hitam bertengger di atasnya.

Petani Ton Pheang, salah satu penduduk menjejalkan pakaian tua di lengan Ting Mong-nya, yang mengenakan kemeja merah muda cerah dan memiliki helm di kepalanya.

“Ini Ting Mong yang kedua, sebelumnya yang pertama pecah,” ujar pria 55 tahun itu menambahkan bahwa orang-orangan sawahnya telah berjaga-jaga di bawah terik matahari dan hujan sejak April ketika wabah mulai menyebar dengan cepat ke seluruh Asia Tenggara.

“Kami baik-baik saja sejak wabah, saya akan terus membiarkannya selama Covid-19 masih ada,” tambahnya.

Kamboja sejauh ini hanya mencatat 283 kasus infeksi Covid-19 dan tidak ada kematian. Sejumlah kalangan mengatakan jumlah yang rendah itu disebabkan kurangnya tes Covid-19.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews