NASA Selidiki Kebocoran Udara di Stasiun Luar Angkasa Internasional

NASA Selidiki Kebocoran Udara di Stasiun Luar Angkasa Internasional

Stasiun luar angkasa. (Shutterstock)

Batam - NASA sedang menyelidiki sumber kebocoran udara kecil di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Kebocoran itu pertama kali terlihat pada September 2019, tetapi tidak mengganggu operasi normal.

Laju kebocoran udara juga tidak cepat atau cukup tinggi untuk menyalakan alarm bahaya. Karena itu, NASA masih memantau situasi dan fokus pada prioritas stasiun lain sebelum menangani kebocoran itu.

Menurut juru bicara NASA, Dan Huot kepada Space.com pada Jumat (21/8/2020), para astronot masih dapat bekerja di lingkungan stasiun, meskipun lab yang mengorbit tidak pernah sepenuhnya kedap udara dan membutuhkan tekanan ulang rutin dari tangki nitrogen dan oksigen yang dikirim selama misi kargo.

Pengerjaan ini sedikit tertunda karena kesibukan di stasiun dalam beberapa bulan terakhir. NASA dan SpaceX harus menyelesaikan misi komersial berawak pertama ke laboratorium yang mengorbit.

"Sekarang kami memiliki waktu yang relatif tenang. Anggota kru akan menutup lubang untuk setiap modul sehingga dapat memantau tekanan setiap modul untuk lebih mengisolasi sumber kebocoran. Itu cara paling efektif yang kami miliki untuk menemukan kebocoran. Kami tidak tahu secara pasti apakah kebocoran terjadi segmen Amerika Serikat atau Rusia, sampai kami dapat meninjau data dari pengujian akhir pekan ini," kata Huot.

Meski tingkat kebocoran lebih tinggi dari biasanya, itu masih dalam kontrol dan tidak menimbulkan bahaya langsung bagi para astronot. Namun, badan antariksa itu tidak menjawab pertanyaan tentang tingkat kebocoran udara saat ini, berapa banyak udara yang biasanya ditampung, dan seperti apa pasokan nitrogen dan oksigen saat ini di ISS.

Astronot sebelumnya telah mendapatkan simulasi kebocoran udara selama pelatihan untuk masa tinggal di ISS.

Penyelidikan kebocoran saat ini pun bukanlah yang pertama dilakukan oleh anggota tim stasiun luar angkasa. Pejabat NASA juga menekankan bahwa kebocoran ini lebih kecil dari yang terjadi pada tahun 2018.

Pada Agustus 2018 lalu, kebocoran udara ditemukan di pesawat luar angkasa Soyuz Rusia yang terpasang di stasiun dan anggota kru akhirnya menemukan lubang selebar 0,08 inci di lambung Soyuz.

Pejabat Rusia menyelidiki penyebab kebocoran, meskipun pada September 2019 laporan media mengindikasikan pihak Rusia tidak siap membagikan apa yang terjadi secara publik.

 

"Poin utama yang ingin kami sampaikan adalah ini bukan kebocoran di lingkungan yang sama seperti yang terdeteksi di pesawat luar angkasa Soyuz pada Agustus 2018 atau yang menimbulkan risiko langsung, atau bahkan jangka panjang terharap keselamatan kru. Stasiun ini sepenuhnya mampu mempertahankan operasi normal dengan tingkat kebocoran saat ini, tetapi kami sekarang memiliki kesempatan untuk mengisolasinya," tambah Huot.

Selain kebocoran ini, ISS juga pernah mencatat kebocoran udara kecil lainnya selama sejarah panjang stasiun itu. Misalnya, pada November 2004, astronot NASA Michael Foale menemukan kebocoran udara kecil yang membingungkan para pengendali selama tiga minggu.

Foale menemukan kebocoran di jendela utama di laboratorium Destiny yang dibangun di Amerika Serikat. Sebelumnya, NASA juga secara singkat memecahkan masalah kebocoran udara kecil lainnya pada 2017.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews