Singapura Resesi, Dampaknya Nihil Buat RI?

Singapura Resesi, Dampaknya Nihil Buat RI?

Foto: visitsingapore.in

Singapura resmi terjun ke jurang resesi. Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) Singapura mengkonfirmasi hal ini pada Selasa (14/7/2020) pagi waktu setempat.

Ekonomi Singapura mengalami kontraksi 41,2% di kuartal-II 2020, jika dibandingkan dengan kuartal-I 2020 (qtq). Angka ini lebih tinggi dibandingkan perkiraan survei Reuters yang hanya sekitar 37,4%.

Sementara, secara tahun ke tahun (YoY) PDB anjlok 12,6%. Survei Bloomberg sebelumnya memprediksi kontraksi Singapura akan mencapai 11,3%. Dalam setahun penuh, MTI juga memperkirakan kontraksi sebesar 7-4%, yang akan menjadi resesi terburuk Singapura sejak merdeka tahun 1965.

Namun, apakah resesi di Singapura ini berdampak kepada Indonesia? Ekonom senior Raden Pardede menjelaskan jika resesi yang terjadi di Singapura ternyata tidak berdampak kepada RI.

"Dampaknya... tidak ada," ujar Raden, via CNBC Indonesia pada Selasa (14/7/2020) siang.

Menurut Raden, dalam situasi global seperti saat ini, negara-negara kecil seperti Singapura, yang sangat tergantung kepada perdagangan internasional, memang akan lebih mudah mengalami resesi.

Singapura, menurut Raden, sangat tergantung kepada jasa penerbangan dan jasa perdagangan. Datangnya para turis ke negara tersebut, dengan tujuan bepergian, berbelanja, wisata medis, maupun untuk bisnis adalah ladang untuk memperkaya negara.

Namun karena hadirnya pandemi virus corona (Covid-19), ditambah adanya aturan penguncian (lockdown) wilayah dan negara, aturan jaga jarak sosial serta aturan di rumah saja, tentu memberikan dampak negatif kepada perekonomian Singapura sehingga menyebabkan resesi.

Indonesia berbeda dengan Singapura yang sangat tergantung pada perdagangan internasional. Menurut Raden, Indonesia dapat mengandalkan permintaan dalam negeri dengan memutar perekonomian lokal.

"Jadi Indonesia tidak terdampak oleh resesi Singapura ya. Kita mempengaruhi Singapura, tapi Singapura tidak terlampau berpengaruh kepada kita," ungkapnya, menambahkan jika Indonesia tidak akan mungkin mengalami pertumbuhan negatif seperti Singapura yang mencapai 40%.

Lebih lanjut Raden menyatakan jika tidak hanya Singapura yang terjun lubang resesi. Perekonomian negara-negara yang sangat tergantung pada perdagangan internasional juga dapat bernasib sama seperti negara tersebut.

"Salah satunya Hong Kong yang modelnya sama seperti negara Singapura. Mungkin Malaysia juga akan mengalami resesi, bahkan Thailand juga diperkirakan mengalami resesi. Karena exposure mereka terhadap international trade sangat tinggi sekali," paparnya.

Lalu, bagaimana agar Indonesia tidak bernasib sama seperti Singapura? Raden memperingatkan jika kuartal kedua RI hampir pasti mengalami negative growth. Jika pada kuartal ketiga mengalami negative growth, RI dipastikan mengalami resesi.

"Jadi, kita harus berusaha supaya tidak mengalami negative growth pada kuartal ketiga," katanya, menambahkan jika kuncinya adalah dengan memperbaiki ekonomi lokal terlebih dahulu.

"Belanja pemerintah harus lebih efektif dan efisien. Jangan sampai ada lagi, dikasih uang tidak dibelanjakan, atau uangnya malah dibocorkan atau dikorupsi," tukasnya.


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews