Singapura Gelar Pemilu di Tengah Pandemi Corona

Singapura Gelar Pemilu di Tengah Pandemi Corona

Bendera Singapura.

Singapura - Jutaan warga Singapura mengikuti proses pemungutan suara dalam pemilihan umum yang digelar di tengah pandemi Corona, Jumat (10/7/2020). 

Mengenakan masker dan sarung tangan plastik, warga Singapura mulai memberikan suara di 1.100 TPS yang dibuka sejak pukul 8 pagi waktu setempat.

Dikutip dari The Star, pemilu kali ini diprediksi tidak akan menghadirkan perubahan kekuasaan di Singapura. Perdana Menteri Lee Hsien Loong diperkirakan tetap akan berkuasa.

Krisis kesehatan dan kekhawatiran terhadap resesi ekonomi adalah hal besar bagi Partai Aksi Rakyat (PAP) yang dipimpin Lee, dengan pemilih cenderung memilih stabilitas. 

Mereka menghadapi 10 partai oposisi kecil yang memperebutkan 93 kursi parlemen sebagian besar atas dasar satu-satu terhadap PAP.

Pihak oposisi mengatakan mereka tidak ingin memerintah, tetapi mendesak 2,65 juta pemilih yang memenuhi syarat untuk mengurangi mayoritas PAP di parlemen dan menolaknya sebagai "cek kosong."

PAP telah mendominasi politik sejak 1959, ketika ayah Lee, Lee Kuan Yew, menjadi perdana menteri pertama Singapura dan membangun negara/kota miskin sumber daya menjadi salah satu negara terkaya di dunia selama 31 tahun menjabat.

Pada 2015, partai ini memenangkan 69,9 persen dari total suara dan 93 persen dari kursi parlemen. Tapi itu juga telah dikritik karena kontrol pemerintah yang ketat, sensor media dan penggunaan hukum yang menindas dan tuntutan hukum sipil terhadap para pemberontak.

Lee juga menghadapi tantangan dari adik laki-lakinya yang terasingkan, Lee Hsien Yang, yang mengatakan PAP telah berubah menjadi partai elitis.

Lee muda bergabung dengan partai oposisi bulan lalu tetapi tidak mencalonkan diri dalam pemilihan. Perdana menteri mengatakan pemilihan itu tentang mengamankan masa depan negara itu, bukan perseteruan keluarganya.

"Ekonomi kita telah terpuruk parah, meskipun dampak ekonomi penuh dari wabah itu masih di depan kita," kata PM Lee dalam sebuah pesan televisi Kamis malam.

Dengan perkiraan ekonomi menyusut tahun ini hingga 7 persen, pemerintah Lee telah meluncurkan beberapa paket bantuan ekonomi dengan total hampir 100 miliar dollar Singapura ( 71,7 miliar dollar Amerika).


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews