Aksi Kekerasan di AS Jadi Santapan Media China

Aksi Kekerasan di AS Jadi Santapan Media China

Ilustrasi. (Foto: BBC)

Beijing - Sejumlah kantor berita China memusatkan perhatian mereka pada liputan tentang kerusuhan dan penjarahan yang terjadi di Amerika setelah tewasnya George Floyd dalam tahanan polisi.

Namun, kata para pakar, kedua hal itu hanyalah bagian dari gambaran keseluruhan tentang apa yang terjadi. Demikian dilaporkan VOA.

Sejak Floyd, warga kulit hitam yang meninggal dalam tahanan polisi pada 25 Mei lalu, sejumlah demo yang menuntut keadilan ras dan diakhirinya kekerasan polisi telah meluas ke lebih dari 430 kota di ke-50 negara bagian Amerika, dan di Distrik of Columbia, di mana terdapat Ibu Kota Washington.

Media China yang dikontrol ketat oleh pemerintah, kebanyakan hanya memusatkan perhatian pada laporan-laporan yang disukai oleh para pemimpin Partai Komunis, yaitu tentang aksi protes dan kekacauan.

Xijin Hu adalah seorang wartawan China dan redaktur Global Times, surat kabar pemerintah China. Ia mengunggah cuitan di Weibo, semacam Twitter di China, bahwa “di mata kebanyakan netizen China, gejolak di Amerika adalah “hadiah” bagi para politisi yang mendukung kerusuhan di Hongkong, Namun, mereka sendiri berada dalam kesulitan yang sama.

Kata Xijin Hu, warga netizen China yang biasa kini merasa senang.

Namun, kata para pengamat, fokus media China pada masalah penjarahan dan kekerasan hanyalah satu sisi saja. Robert Daly, direktur Institute on China and the United States pada Wilson Center mengatakan, alasan peliputan media China yang dipusatkan pada kerusuhan dalam aksi-aksi protes itu disebabkan karena definisi “chaos” atau kekacauan berbeda dalam kultur China dari yang diartikan di Amerika.

“Secara umum, orang-orang China sangat takut akan chaos,” kata Daly kepadas VOA.

Katanya, banyak orang China hanya bisa memilih antara stabilitas dan kemajuan ekonomi yang bertahap di bawah pimpinan Partai Komunis, atau dunia yang penuh kekacauan.”

Pengertian orang Amerika tentang “chaos” tidak sama dengan tafsiran kata itu di China, "dan kami tidak takut," tambahnya.


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews