Rutin Konsumsi Tahu Bisa Turunkan Risiko Penyakit Jantung

Rutin Konsumsi Tahu Bisa Turunkan Risiko Penyakit Jantung

Tahu

Jakarta - Tahu bukan hanya gurih tetapi juga punya khasiat sehat. Peneliti menemukan bahwa sering makan tahu berkaitan dengan kesehatan jantung.

Tahu merupakan makanan murah dan kaya nutrisi. Hasil olahan biji kedelai ini berasal dari China sejak 2.000 tahun silam. Kandungan protein nabatinya tinggi dan mengandung 9 asam amino esensial. Selain itu kaya akan serat, kalsium, zat besi, magnesium dan potassium serta zinc.

Dilansir dari smcp (10/4/2020) para peneliti menyebutkan, makan tahu lebih dari sekali sehari berkaitan dengan penuruan risiko penyakit jantung. Terutama pada wanita dan wanita postmenopause yang tidak mengonsumsi obat hormon.

Peneliti di Harvard Medical School dan Brigham dan Women's Hospital di Boston, Amerika Serikat menganalisa data 200.000 orang lebih dari 30 tahun. Merkea mendapati hasil, makan tahu lebih dari sekali seminggu mengurangi risiko penyakit jantung hingga 18%. Dibandingkan mereka yang hanya makan tahu sekali sebulan.

Studi terdahulu menyebutkan bahwa konsumsi produk kedelai bisa berpotensi menguntungkan bagi penderita kanker payudara. Karena kedelai mengandung isoflavon, tipe estrogen tanaman yang dapat menghalangi kerja estrogen yang memicu pertumbuhan sel kanker.

Protein kedelai dalam tahu juga bisa membantu menurunkan kolesterol jahat. Sementara konsumsi produk kedelai bisa mengurangi risiko penyakit kronis seperti kanker porstat, gejala menopause dan tulang rapuh.

Riset terakhir yang dipublikasikan di 'Circulation' menyebutkan hasil terbaik terdapat pada wanita sebelum menopause dan setelah menopause yang tidak minum obat hormon.

 

"Dengan temuan itu saya kira tofu atau tahu bukan obat ajaib. Pola makan keseluruhan yang berkualitas juga berperan dan tofu bisa menja komponen yang sangat menyehatkan. Misalnya wanita muda yang aktif dan berolahraga cenderung mengikuti pola makan sehat yang memasukkan makanan kaya isoflavon sepertitofu," ungkap Qi Sun, kepala peneliti.

Sedang penduduk Asia yang sering mengonsumsi makanan kaya isoflavon termasuk tahu seperti di China dan Jepang punya risiko kecil penyakit jantung. Dibandingkan dengan mereka yang makan banyak daging dan sedikit sayuran.

Karenanya sangat dianjurkan mereka yang punya pola makan banyak konsumsi daging dan sedikit sayuran untuk lebih sering mengonsumsi tahu dan produk olahan kedelai lainnya.

Mereka dengan pola makan kurang sehat, banyak mengonsumsi daging merah, minuman manis dan karbohidrat olahan harus berganti dengan makanan lebih sehat. Tahu dan olahan kedelai merupakan alternatif sehat untuk protein hewani.

Produk makanan kaya isoflavon adalah pistachio, kacang fava, kacang tanah dan beragam kacang-kacangan lain. Sementara susu kedelai umumnya diberi tambahan gula.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews