60% Industri Lumpuh Gegara Corona, Sedikit yang Bertahan

60% Industri Lumpuh Gegara Corona, Sedikit yang Bertahan

ilustrasi.

Jakarta - Menteri Koordinator bidang perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan masih ada industri-industri yang cukup bertahan dari pandemi corona tapi dalam jumlah yang terbatas. Saat ini, masih 15 ribu lebih perusahaan industri tetap bekerja atau setara dengan sekitar 37% perusahaan industri yang beroperasi saat normal, atau 60% lebih sisanya lumpuh atau tak operasi.

Ia mengatakan sektor-sektor yang paling terkena dampak adalah pariwisata, restoran, sarana umum, transportasi dan retail dimana dampaknya itu lebih dari 40 persen bahkan restoran, pariwisata itu sekitar 70 persen. Umumnya di daerah sentra wisata dan kawasan-kawasan yang menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) seperti Jabodetabek.

"Namun kami menyampaikan sektor tersebut ada juga sektor yang mengalami masih mampu bertahan antara lain industri karet masih tumbuh year on year 20 persen, terkait dengan industri makanan pokok itu 13 persen, farmasi alat kesehatan 13 persen dan berkait minyak nabati 14 persen. Inilah sektor-sektor yang memungkinkan revitalisasi di awal karena mereka secara YoY rata-rata masih tembus sekitar 15 persen," kata Airlangga usai rapat terbatas, Kamis (30/4/2020).

Ia mendapatkan laporan sampai saat ini masih ada 15.747 perusahaan industri tetap bekerja dengan total karyawan 4,7 juta orang yang tetap bekerja. Jumlah ini hanya kurang lebih sekitar 39% saja dari dalam keadaan normal jumlah industri ini yang beroperasi ini lebih dari 40 ribu perusahaan industri dan tenaga kerjanya sekitar 17 juta orang. 

"Tentunya nanti akan diharapkan saat situasi normal kembali perusahaan-perusahaan tersebut akan beroperasi kembali. Tadi diberi catatan bahwa seluruh stimulus maupun insentif itu diberikan dengan catatan tidak melakukan PHK. Dengan demikian diharapkan seluruh stimulus, insentif bisa jadi bantalan menjaga tenaga kerja kita," katanya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews