Sindir Negara yang Lamban Hadapi Corona, WHO: Jangan Buang-buang Waktu

Sindir Negara yang Lamban Hadapi Corona, WHO: Jangan Buang-buang Waktu

Kantor WHO. (Hector Christiaen / Shutterstock.com)

Jenewa - Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengingatkan negara para anggotanya untuk tidak buang-buang waktu dalam menghadapi pandemi virus Corona atau Covid-19.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menjelaskan pemerintah berbagai negara harus berhenti membuang-buang waktu berharga yang diperlukan untuk memerangi virus corona setelah menyia-nyiakan kesempatan untuk mencegah pandemi COVID-19. 

"Kami menyia-nyiakan kesempatan pertama. Waktu untuk bertindak sebenarnya lebih dari sebulan yang lalu atau dua bulan yang lalu," kata Adhanom dikutip kumparan dari Bloomberg. 

Lebih lanjut Adhanom menegaskan ada peluang kedua untuk memperbaiki penanganan, karena 150 negara memiliki kurang dari 100 kasus yang dilaporkan dan masih punya waktu untuk mempersiapkan.  

Negara yang telah memberlakukan lockdown dianggap bisa memenangkan waktu untuk menerapkan langkah-langkah agresif memberantas penyakit mematikan ini.  

Sementara, untuk pertanyaan berapa lama lockdown kembali dibuka, Adhanom menjelaskan tergantung pada tindakan apa yang dilakukan negara tersebut mampu menghentikan penyebaran virus corona. 

WHO memberikan daftar enam tindakan yang harus diambil setiap negara: 

1. Perluas, latih, dan gunakan pekerja layanan kesehatan. 
2. Kembangkan sistem untuk menemukan pasien suspect.  
3. Tingkatkan produksi alat pengujian dan tingkatkan ketersediaan. 
4. Identifikasi fasilitas yang dapat diubah menjadi pusat kesehatan virus corona. 
5. Kembangkan rencana untuk mengkarantina kasus positif. 
6. Pemerintah kembali fokus pada menekan sebaran virus. 

Mike Ryan, Executive Director of WHO Health Emergencies Programme, menjelaskan WHO dikenal jarang mengkritik atau memberi peringatan kepada negara-negara anggota. Kritik ini disampaikan agar negara yang telah mencatat kasus COVID-19 dapat segera mempercepat penanganan. 

Sementara kepada negara yang belum mencatat kasus positif COVID-19, sejak dari awal harus mempersiapkan sistem dan fasilitas kesehatan. 

Virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit COVID-19 yang menewaskan hampir 20 ribu orang dan tercatat telah masuk ke 198 negara. 
 
"Dunia belum siap untuk pandemi," kata Ryan.  

“Jika ada pelajaran dari pandemi ini, kami membutuhkan sistem kesehatan masyarakat yang lebih kuat, di tingkat nasional dan global," tambahnya. 

Seorang seorang ahli epidemiologi WHO, Maria Van Kerkhove melihat banyak perawatan kesehatan menghadapi kekurangan alat pelindung di seluruh dunia. Ia menyarankan, orang yang sakit tidak membutuhkan masker, dan jangan biarkan dokter menderita karena kekurangan alat perlindungan diri. Dia mencatat hal ini sangat penting. 

"Ini tidak bisa diterima," katanya. "Melindungi tenaga medis harus menjadi prioritas utama." 

Pandemi COVID-19 ini juga menyebabkan kerusakan pada rantai pasokan dapat mengancam pasokan sarung tangan medis, yang terbuat dari karet yang hanya bersumber dari beberapa negara. 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews