BMKG Prediksi Musim Kemarau 2020 Dimulai April, Puncaknya Agustus

BMKG Prediksi Musim Kemarau 2020 Dimulai April, Puncaknya Agustus

Ilustrasi

Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau di Indonesia akan dimulai pada April mendatang. Hal tersebut berdasarkan pemantauan perkembangan musim hujan hingga akhir Februari 2020 menunjukkan hampir seluruh wilayah Indonesia (98 persen) sudah masuk musim hujan.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, hingga pertengahan Maret 2020, pantauan terhadap anomali iklim global di dua samudra, yaitu Samudra Pasifik Ekuator dan Samudra Hindia, menunjukkan tidak terdapat indikasi akan munculnya anomali iklim El Nino/La Nina dan Dipole Mode (Indian Ocean Dipole Mode). Indeks ENSO (El Nino-Southern Oscillation) menunjukkan wilayah Pasifik tengah dalam kondisi netral (indeks Nino 3.4 = 0.41). BMKG juga menyebut IOD dalam kondisi netral (indeks DM = -0.29).

"Kondisi ENSO Netral diprediksi bertahan hingga Agustus 2020. Terdapat peluang meskipun kecil," ujarnya.

Menurutnya, ENSO dan IOD ini akan selalu dievaluasi setiap bulan. Dwikorita mengatakan datangnya musim kemarau berkaitan dengan peralihan angin barat (Monsun Asia) menjadi angin timuran (Monsun Australia). Peralihan angin itu diprediksi akan terjadi di wilayah Nusa Tenggara dan Bali pada April 2020. Setelah itu dilanjutkan di Kalimantan dan Sulawesi pada Mei 2020.

"Dan akhirnya Monsun Australia sepenuhnya dominan di wilayah Indonesia pada bulan Juni hingga Agustus 2020. Dari total 342 Zona Musim (ZOM) di Indonesia, sebanyak 17,0 persen diprediksi akan mengawali musim kemarau pada April 2020, yaitu di sebagian kecil wilayah Nusa Tenggara, Bali, dan Jawa," ucapnya.

"Sebanyak 38,3 persen wilayah akan memasuki musim kemarau pada Mei 2020, meliputi sebagian Bali, Jawa, Sumatera, dan sebagian Sulawesi. Sementara itu, 27,5 persen di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua akan masuk awal musim kemarau di bulan Juni 2020," sambungnya.

Lebih lanjut, kata Dwikorita, BMKG memprediksi puncak musim kemarau di Indonesia akan terjadi pada Agustus 2020. "Puncak musim kemarau di sebagian besar zona musim diprediksi terjadi pada Agustus 2020," katanya.

Untuk itu, BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk waspada dalam menyambut datangnya musim kemarau ini. Terlebih, bagi wilayah yang musim kemaraunya datang lebih awal.

"Wilayah-wilayah yang akan mengalami musim kemarau lebih awal adalah sebagian wilayah Bali, Nusa Tenggara, Jawa Barat bagian utara, Jawa Tengah bagian utara dan selatan," ujarnya.

Sementara itu, wilayah yang akan mengalami musim kemarau lebih kering berada di sebagian Aceh, sebagian pesisir timur Sumatera Utara, sebagian Riau, Lampung bagian timur, Banten bagian selatan. Kemudian sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah bagian tengah dan utara, sebagian Jawa Timur, Bali bagian timur, NTB bagian timur, sebagian kecil NTT, Kalimantan Timur bagian tenggara, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan, dan Maluku bagian barat dan tenggara.

Untuk mengantisipasi kekeringan, Dwikorita berharap pemangku kepentingan melakukan penyimpanan air saat musim hujan yang ditempatkan di waduk, embung, atau kolam retensi.

"Para pemangku kepentingan dan masyarakat diharapkan lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau, terutama di wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan ketersediaan air bersih," ujarnya.


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews