Dampak Virus Corona: Maskapai Rugi Hingga Rp 1.500 Triliun

Dampak Virus Corona: Maskapai Rugi Hingga Rp 1.500 Triliun

Ilustrasi

Jakarta - Wabah virus corona yang menyebar ke berbagai negara membuat maskapai kehilangan pendapatan hingga US$ 113 miliar atau sekitar Rp 1.582 triliun (kurs Rp 14.000/US$). Kerugian ini diperkirakan sama dengan krisis keuangan global 2008 lalu.

Maskapai Amerika Serikat (AS) JetBlue mengurangi frekuensi penerbangannya karena virus corona. Dua pekan lalu, Asosiasi Maskapai Internasional (International Air Transport Association/IATA) memperkirakan kehilangan pendapatan hingga US$ 30 miliar.

"Dampak dari virus corona ke industri membuat menjadi lebih buruk," kata CEO of the industry group Alexandre de Juniac dikutip dari CNN, Jumat (6/3/2020).

Maskapai di Eropa dan Asia juga ikut terdampak dari virus corona. Di Asia saja, maskapai kehilangan pendapatan sebesar US$ 58 miliar. Jika virus ini bisa 'dihilangkan' kerugian di industri penerbangan bisa ditekan menjadi US$ 63 miliar.

Sampai saat ini, ada lebih dari 94.000 kasus virus corona di seluruh dunia dengan total 3.300 orang meninggal dunia yang sebagian besar terjadi di China. Korea Selatan, Jepang, Italia, dan Iran juga menjadi negara terdampak corona yang cukup banyak.

Pembatasan perjalanan dan rendahnya permintaan perjalanan udara membuat maskapai membatalkan penerbangan dari dan ke China karena virus corona. Penerbangan trans Atlantik, Eropa, dan AS juga dibatasi.

Maskapai Inggris, Flybe juga berjuang di tengah rendahnya permintaan perjalanan udara. Sedangkan maskapai Skotlandia, Loganair akan mengambil alih 16 rute Flybe dalam beberapa bulan mendatang.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews