Massa Sempat Cekcok di Depan Gereja Santo Joseph Karimun

Massa Sempat Cekcok di Depan Gereja Santo Joseph Karimun

Massa mendatangi Gereja Santo Joseph Karimun, Kamis (6/2/2020). (Foto: Edo/ Batamnews)

Karimun - Sejumlah massa Aliansi Peduli Karimun (APK) dan beberapa ormas mendatangi Gereja Katolik Paroki Santo Joseph Tanjungbalai Karimun, Kamis (6/2/2020). Situasi sempat memanas karena massa larut dalam emosi.

Mereka menilai ada pengingkaran perjanjian dalam kesepakatan penundaan pembangunan gereja yang kini sedang ditangani oleh Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). IMB yang sebelumnya dikeluarkan Pemkab Karimun bernomor 0386/DPMPTSP/IMB-81/2019 tertanggal 2 Oktober 2019 lalu digugat ke PTUN sebelumnya.

Diketahui, penyebab terjadinya keributan tersebut karena aktivitas pembangunan di dalam gereja tersebut tetap berjalan.

Koordinator APK,Hasyim Tugiran menyebutkan bahwa ada perjanjian yang telah disepakati. Yakni tidak boleh adanya aktivitas yang menyangkut dengan pembangunan.

"Kan sudah ada perjanjian, kesepakatan, bahwa tidak ada pengerjaan atau aktivitas menyangkut pembangunan," katanya.

Disebutkannya bahwa, kesepakatan bersama tersebut menunggu putusan dari PTUN yang masih dalam proses. "Putusan di PTUN kan belum, jadi kesepakatan itu disetujui hingga adanya hasil dari PTUN," ucapnya.

Tugiran mengatakan bahwa masyarakat Karimun menjunjung tinggi sikap toleransi antar umat beragama. Mereka tidak mempermasalahkan ibadah di gereja tersebut. Hanya saja mereka menyesalkan adanya aktivitas yang melanggar kesepakatan.

"Tidak ada kami melarang-larang. Kalau untuk beribadah silahkan, seperti geraja lainnya di Karimun, tidak ada yang menggangu atau melarang. Hanya saja, proses pembangunan ini kan dalam tahapan di PTUN, jadi hormati proses yang sedang berlangsung," katanya.

Massa menuntut pihak kepolisian menindaklanjuti laporan terkait adanya kata-kata yang menyulut kerusuhan dilontarkan oleh seorang oknum pengurus gereja.

Kapolres Karimun AKBP Yos Guntur Yudi FS melalui Wakapolres Karimun Kompol M Chaidir mengatakan bahwa, polisi telah mengamankan satu orang di Polres Karimun.

"Sudah dibawa ke Polres, sekarang sedang kita minta keterangannya, dia didampingi oleh romo di gereja," ujar Chaidir di lokasi.

Kapolres mengapresiasi masyarakat yang hadir dalam aksi yang menghindari perilaku anarkis.

"Kapolres mengucapkan terimakasih, sebab tidak ada aksi anarkis yang terjadi. Kepolisian akan menindak lanjuti permintaan masyarakat yang melakukan aksi," ujarnya.

Namun, dari keterangan kepolisian, aktivitas yang terjadi dalam pembangunan tersebut ialah mendirikan pembatas di sana. "Tidak ada aktivitas pembangunan, hanya mendirikan pembatas. Jadi, informasi yang beredar adalah adanya pembangunan," kata Kapolres.

Setelah melakukan aksi protes di depan Gereja, massa bergerak ke Polres Karimun.

Romesko Purba, selaku Ketua Koordinator Humas, IT dan Publikasi Panitia Pembangunan Gereja Katolik Paroki Santo Joseph Tanjung Balai Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, Keuskupan Pangkalpinang beberapa waktu lalu mengatakan pihaknya tetap melakukan pembangunan dengan alasan kuat.

"Selama PTUN berproses, IMB tetap berlaku, oleh dari itu kami tetap membangun, jika pemerintah kalah di PTUN dan Bupati takut dengan tekanan massa dan mencabut IMBnya, kami akan PTUN kan Pemerintah, sampai ke Mahkamah. Dan itu pasti membutuhkan waktu yang lama. intinya kami tetap membangun, itu pada pokok prinsip yang kami yakini," tegasnya

Menurut Romesko pihaknya hanya ingin melakukan renovasi total karena memang rumah ibadah itu tidak laik lagi digunakan. "Jika tetap digunakan akan berbahaya dan mengancam keselamatan jiwa umat yang beribadah. Secara kapasitas, gereja paroki santo joseph juga tidak memadai, kapasitas gereja itu hanya 100 orang, sementara umat yang beribadah yakni umat yang terdaftar mencapai 700 orang lain lagi kalau hari raya Paskah dan natal, umat harus  beribadah di atap tambahan samping gereja, hingga ke tembok, pagar dan diluar pagar gereja," sebutnya.

"Bayangkan saja jika panas matahari atau jika hujan, umat akan membubarkan diri. Tentu itu tidak nyaman. Dan perlu dicatat, di 4 Kecamatan di Karimun hanya ada 1 Gereja Paroki di Balai dan 1 gereja Stasi di Tebing sementara umat di 4 kecamatan ini mencapai 1800 orang," terang Romesko belum lama ini.

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews