Facebook Akui Bantu Donald Trump Menangi Pilpres AS

Facebook Akui Bantu Donald Trump Menangi Pilpres AS

Donald Trump (Foto: Net)

Tudingan keterlibatan Facebook dalam memenangkan Donald Trump dalam Pilpres Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada tahun 2016, terkuak. Seorang eksekutif Facebook bernama Andrew Bosworth, mengaku Facebook terlibat dalam memenangkan Donald Trump. 

Andrew Bosworth menuliskan itu di laman Facebook pribadinya. Pria yang kerap disapa Boz itu mengungkapkan bahwa Facebook memang bertanggung jawab atas terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS pada 2016. 

Bosworth menyebutkan bahwa dugaan keterlibatan Rusia kurang relevan atas terpilihnya Presiden Trump pada saat itu. 

"Perlu diingatkan untuk semua orang bahwa interferensi Rusia itu nyata, tetapi kebanyakan tidak dilakukan melalui iklan. 100.000 dollar AS dalam iklan di Facebook bisa menjadi alat yang ampuh, tetapi tidak dapat membayar pemilihan Amerika," tulis Bosworth seperti dilansir kompascom

"Terutama ketika para kandidat sendiri memasang beberapa pesanan lebih banyak uang pada platform yang sama (belum lagi platform lain)," lanjutnya. 

Bosworth juga menyebutkan bahwa keterlibatan Facebook tidak terletak pada penyalahgunaan data dalam kasus Cambridge Analytica.

"Secara praktis, Cambridge Analytica adalah event yang tidak pernah terjadi. Data dari jenis yang mereka miliki tidak begitu berharga... ...sehingga secara efektif tidak berguna dalam waktu 12-18 bulan," tambah Bosworth. 

Kendati demikian, Bosworth sendiri mengklaim bahwa kemenangan Trump pada Pemilu Presiden AS tahun 2016 karena Trump memanfaatkan iklan politik di laman Facebook. "Jadi, apakah Facebook bertanggung jawab atas terpilihnya Donald Trump? Saya pikir jawabannya adalah ya," tulis Bosworth.

"Dia (Trump) terpilih bukan karena Rusia atau Cambridge Analytica, tetapi karena Trump menjalankan kampanye iklan digital tunggal terbaik yang pernah saya lihat, dari pengiklan mana pun," ungkap Bosworth.

Facebook pun sempat mendapat banyak kecaman terkait diizinkannya iklan politik pada platform mereka. Kebijakan itu pun mengundang berbagai kritik karena dianggap dapat menimbulkan hoaks.

Namun, terkait hal ini, Bosworth mengatakan bahwa pihaknya tidak perlu membatasi politisi untuk menggunakan platform mereka sebagai ajang kampanye politik.

Bahkan Bosworth menganalogikan peran Facebook dengan cerita yang ada di The Lord of the Rings, di mana salah satu karakternya menolak untuk menggunakan kekuatannya demi tujuan yang dianggap benar.

"Aku jadi memikirkan The Lord of the Rings. Khususnya ketika Frodo menawarkan cincin itu ke Galadrial, dan dia membayangkan menggunakan kekuatan dengan benar pada awalnya, tetapi pada akhirnya dia akan menghancurkannya," tulis Bosworth.

"Meski menggoda untuk menggunakan alat yang tersedia bagi kita untuk mengubah suatu hasil, saya yakin kita tidak boleh melakukan itu atau kita akan menjadi apa yang kita takuti," pungkas Bosworth.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews