Korban Gusuran: Kami Diminta Pindah ke Lahan Pengusaha Diskotek dan Hotel

Korban Gusuran: Kami Diminta Pindah ke Lahan Pengusaha Diskotek dan Hotel

Pedagang Pasar Induk Jodoh Batam pingsan setelah mengetahui kios mereka digusur paksa (Foto: Yogi/Batamnews)

Batam - Pedagang korban penggusuran Pasar Induk Jodoh, Batam, Kepulauan Riau, menggelar unjuk rasa di depan kantor Wali Kota Batam. Mereka menolak penggusuran. 

Selain itu mereka juga mengungkapkan ada pengusaha di balik penggusuran tersebut. Salah satunya adalah Yuwanki. 

Di sana akan dibangun pasar. 

Menurut pedagang tersebut, Yuwanki merupakan pemilik lahan yang digunakan sebagai tempat relokasi. 

"Kami dipaksa untuk menempati lahan relokasi tersebut, padahal belum kesepakatan apapun dengan pemerintah," kata Ibu Kris, kemarin.

Para korban gusuran ini pun mengancam akan menyetop pasokan barang ke Batam melalui pelabuhan di seputaran Jodoh, Batu Ampar.

Hal itu akan mereka sampaikan ke ekspedisi dan para pengirim barang ke Batam.

"Kami sudah berdagang sejak tahun 2004, kami jual tanah di kampung untuk berjualan," ujar seorang pedagang.

Menurut seorang pedagang, izin tersebut dikeluarkan Gustian Riau, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam.

Lahan relokasi tersebut milik PT Makmur Jaya, Karto dan Yuwanki. "Yang bosnya Planet (hotel) dan Newton (diskotek)," ujar Ibu Kris.

Puluhan pedagang Pasar Induk Jodoh digusur pemerintah Kota Batam. Pemerintah bakal merevitalisasi pasar tersebut dan menyerahkannya kepada swasta.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews