Miris, Pantai Tanjungpinggir Sekupang Kini Kotor dan Tak Terawat

Miris, Pantai Tanjungpinggir Sekupang Kini Kotor dan Tak Terawat

Kondisi Pantai Tanjungpinggir, Sekupang, Kota Batam yang tak terawat, Sabtu (2/11/2019). Mulai dari sampah berserakan hingga rumput ilalang yang tumbuh subur. (Foto: Yogi/batamnews)

Batam - Keinginan Pemerintah Kota Batam memajukan pariwisata jauh panggang dari api. Fakta di lapangan beberapa destinasi wisata terbengkalai. Bahkan lebih baik sebelum kampanye pariwisata digaungkan. 

Salah satunya adalah Pantai Tanjungpinggir, Kecamatan Sekupang, Kota Batam. Dahulu, pantai ini terlihat asri bahkan jejak digital Batamnews, menyebutkan ribuan masyarakat berdatangan ke pantai tersebut. 

Tentu saja, Pantai Tanjungpinggir menjadi primadona. Selain memiliki air pantai yang cukup bersih, kawasan ini juga memiliki view gedung-gedung pencakar langit Singapura. 

Singapura tampak jelas dari Tanjungpinggir. Apabila cuaca cukup cerah, bahkan sekelas gedung Marina Bay Sands terlihat jelas. 

Tetapi sekarang kisah itu tinggal cerita. Tanjungpinggir sudah mengubah wajahnya. Tampak kotor dengan sampah-sampah berserakan. Tidak hanya sampah plastik tetapi juga sampah dedauanan. 

Begitu juga rumput ilalang tumbuh menjulang di sepanjang pantai. Tidak terlihat ada perawatan taman. Tembok-tembok yang bisa tempat berselfie ria sekarang sudah dijalari rumput liar. 

Ilalang tumbuh subur di pinggir Pantai Tanjungpinggir, Sekupang. (Foto: Yogi/batamnews)

Meskipun begitu, beberapa pengunjung tetap berdatangan ke Pantai Tanjungpinggir, akhir pekan pertama bulan November, tepatnya Sabtu (2/11/2019) lalu. Hanya saja sekitar puluhan orang yang berdatangan. 

Mereka asyik bermandi ria di sepanjang pantai meskipun sampah-sampah berserakan. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Lebih banyak yang menikmati air pantai yang sedikit kecoklatan.

Dipungut Retribusi

Meskipun tidak ada perawatan yang maksimal, pengunjung yang datang ke Tanjungpinggir tetap harus merogoh kocek alias membayar. 

Satu orang dipungut rata-rata Rp 5000, sedangkan parkir kendaraan Rp 5000 satu motor. 

Begitu juga ketika hendak bilas. Dengan kondisi kamar mandi seadanya pengunjung diminta membayar Rp3000 per ember, sedangkan untuk buat hajat dibanderol Rp 1000 dan Rp 2000 per orang. 

Salah seorang pengunjung Budi (35) mengaku, kondisi Tanjungpinggir jauh berbeda dengan sebelumnya. Dahulu beberapa tahun lalu masih asri dan cukup terawat. 

"Sudah beda sekarang, saya sudah lama juga tidak ke sini," katanya. 

Pantai Tanjungpinggir yang kini kotor dan tak terawat. (Foto: Yogi/batamnews)

Bahkan Budi, bercerita dahulu masih ada permainan Banana Boat begitu juga permainan hiburan lainnya di sepanjang pantai, tetapi ketika sore itu tidak ada satu pun permainan. 

"Sekarang tidak seperti dulu lagi," ujar Budi kepada Batamnews bercerita. 

Ia melanjutkan, seharusnya pantai tersebut dirawat dengan baik oleh pemerintah setempat. "Kita nggak tahu, kok nggak dirawat, padahal pantai ini terbaik karena berdekatan dengan Singapura," kata Budi. 

Begitu juga yang dirasakan Andi (37) salah seorang pedagang es di kawasan tersebut. Ia mengatakan, dibandingkan beberapa tahun lalu memang kondisi Tanjungpinggir memprihatinkan.

Meskipun, kondisi pantai tidak sebagus beberapa tahun lalu, pengunjung tetap berbondong-bondong ke Tanjungpinggir. 

"Paling ramai weekend, Minggu dan Sabtu," katanya. 

Satu hari sebagai pedagang Andi harus membayar kontribusi Rp 25 ribu setiap hari, sedangkan kalau pengunjung pantai ramai, ia bahkan harus membayar ke warga setempat Rp 75 ribu. Tampak juga, di kawasan ini juga ada beberapa warung makan sederhana. 

Pantai Tanjungpinggir, terkenal sudah sejak lama. Apalagi bisa melirik Singapura dari kejauhan. Tetapi sekarang potensi itu dihilangkan, padahal pemerintah selalu mengampanyekan "Batam Kota Wisata"

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews