Daftar 5 Perusahaan Asing yang Kabur Tinggalkan Ribuan Karyawan di Batam

Daftar 5 Perusahaan Asing yang Kabur Tinggalkan Ribuan Karyawan di Batam

PT Nagano dalam kenangan (Foto: Koran Perjuangan)

Batam - Satu persatu perusahaan di Batam hengkang. Sejak beberapa bulan yang lalu, sekitar 70 lebih perusahaan yang tutup total. Banyak dari perusahaan yang hengkang begitu saja, tanpa memikirkan nasib karyawan.

Perusahaan yang kabur ada yang memiliki hingga ratusan karyawan. Seakan hal ini menjadi indikator tidak stabilnya dunia investasi di Batam dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir

Berikut empat kasus perusahaan di Batam yang kabur beberapa tahun belakangan, menyisakan polemik dengan menelantarkan karyawan:

1. PT Hantong Precision Manufacturing

Perusahaan PT Hantong Precision Manufacturing kabur dari Kota Idustri awal Juni 2018 lalu. Perusahaan moulding itu menghilang meninggalkan aset dan karyawan, membawa Rp 400 juta gaji karyawan.

Bahkan para karyawan tak mengetahui setelah tiba-tiba manajemen perusahaan kosong. Perusahaan ini terletak di Komplek Citra Buana Centre Park Lot 2, Jalan Yos Sudarso, Kampung Seraya, Batu Ampar, Kp. Seraya, Batu Ampar, Kota Batam, Kepulauan Riau.

Sampai saat ini puluhan karyawan masih bertahan diperusahaan untuk menjaga aset. Terdapat 94 karyawan yang sudah lama bekerja disana terlantar.  Mereke mengetahui pemilk perusahaan kabur ketika gaji bulan Mei tidak keluar. Perusahan ini sudah berada di Batam sejak belasan tahun lalu. Belum diketahui penyebab pasti perusahaan ini hengkang diam-diam.

2. PT Sun Creation Indonesia

Sebanyak 732 orang menjadi korban atas kaburnya pemilik PT Sun Creation Indonesia. Seluruh pemilik perusahaan dan manajemen menghilang begitu saja dari Batam, dan tidak membayark hak pekerja.

Ratusan karyawan bahkan meminta bantuan Wali Kota Batam, Kepala Badan Pengusahaan Batam, dan DPRD Batam. Karyawan dijanjikan akan diberi bantuan, mengingat saat ini pekerja dalam kondisi sangat terdesak. Namun, tidak satu pun yang menepati janji ketika itu.

Perusahaan yang tutup Juli 2013 lalu itu berada di kawasan Bintang Industri Park, Kabil, Nongsa, Kota Batam, Kepulauan Riau. Dari seluruh perusahaan yang kabur, PT dengan singkatan SCI ini paling banyak memiliki karyawan.

Diduga PT SCI tutup dan hengkang ke Filipina.

Perusahaan yang bergerak dibidang Coil Winding sudah menghentikan produksi sejak tiga hari sebelum ia menghilang. Momen kaburnya pemiliki perusahaan asal Filipina ini juga mendekati hari lebaran. Ratusan karyawan harus reala tak kebagian THR.

3. PT Yee Wo Indonesia

Salah satu perusahaan garmen di Batam ini kabur pada awal 2015 lalu. Tidak diketahui penyebab pasti perusahaan yang berada di Kawasan Industri Tunas Batam Centre itu menghilang.

Selain meninggalkan aset, sebanyak 308 buruh terlantar tanpa gaji dan pesangon. Bahkan ratusan karyawan mencoba bertahan di lokasi perusahaan untuk menjaga aset.

Namun keadaan sempat memanas, beberapa orang preman mendatangi perusahaan untuk membawa paksa aset perusahaan. Bentrok seakan tidak terelakan, beberapa orang karyawan mengalami luka-luka.

Bahkan diduga pihak kepolisian juga ikut membantu preman mengusir buruh yang tetap bertahan di lokasi.

4. PT Artana Karya Indonesia

PT Artana Karya Indonesia yang terletak di Sei Panas Batam ditinggal pemiliknya Februari 2018 lalu. Kondisi ini diketahi karyawan saat masuk Senin pagi, kantor perusahaan dalam keadaan acak-acakan dan semua aset perusahaan tersebut telah raib.

Sontak keadaan ini membuat bingung seluruh karyawan yang berjumlah 35 orang. Ketika dikonfirmasi karyawan kepada HRD perusahaan. Dipastikan peusahaan ini tutup dan seluruh karyawan akan diberi pesangon sebesar 1,5 bulan.

Bahkan sebelum diketahui pemilik perusahaan kabur produksi masih berlanjut. Bahkan ada beberapa orang dari Singapura mengunjungi perusahaan meminta beberapa orderan mereka didahulukan. Tiba-tiba Senin pagi pemilik perusahaan menghilang.

Perusahaan yang memproduksi sparepart mobil ini di ketahui telah beroperasi di Batam sejak 2005 dan dimiliki oleh seorang warna negara Singapura dan mengatasnamakan perusahaan kepada seorang WNI untuk mempermudah operasionalnya.

5. PT Nagano

Pihak manajemen PT Nagano Drilube Indonesia mengumumkan bahwa perusahaan tersebut tutup dan menghentikan operasionalnya pada Selasa, 5 September 2018.

Perusahaan Nagano ini memperkerjakan 54 karyawan, dan 39 karyawan sudah status permanen. Termasuk Nursani yang sudah 18 tahun bekerja di Perusahaan tersebut.

(tan)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews