Kivlan Zen Tuntut Diskualifikasi Jokowi, TKN: Pendukung 02 Tak Siap Kalah

Kivlan Zen Tuntut Diskualifikasi Jokowi, TKN: Pendukung 02 Tak Siap Kalah

Ace Hasan Syadzily.

Jakarta - Gabungan Elemen Rakyat untuk Keadilan & Kebenaran (GERAK), yang diinisiasi Kivlan Zen, menuntut agar Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin didiskualifikasi dari Pilpres 2019. Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf menyebut pendukung Prabowo tidak siap kalah.

"Mentalitas Kivlan Zen dan para pendukung 02 lainnya memang tidak siap kalah sehingga segala macam cara dilakukan, termasuk demonstrasi ke KPU dan Bawaslu agar Pak Jokowi didiskualifikasi," ujar jubir TKN Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily, kepada wartawan, Rabu (8/5/2019).

Kivlan Zen dkk akan menggelar demonstrasi di KPU dan Bawaslu pada Kamis (9/5) hari ini. Mereka menilai terjadi kecurangan dalam pemilu yang dilakukan pasangan calon nomor urut 01. Oleh sebab itu, mereka menuntut KPU mendiskualifikasi Jokowi-Ma'ruf.

Politisi Golkar itu mengatakan demo yang dilakukan ingin melakukan delegitimasi terhadap KPU. Tapi KPU dan Bawaslu diminta agar diskualifikasi Jokowi-Ma'ruf.

"Anehnya, walaupun secara kasatmata mereka melakukan delegitimasi KPU, justru mereka minta KPU-Bawaslu untuk mendiskualifikasi Pak Jokowi. Ini artinya mereka merengek-rengek kepada lembaga yang kredibilitasnya sedang mereka hancurkan," jelas Ace.

"Ini semakin mengkonfirmasi skenario 02 menjelang 22 Mei, yakni meminta Bawaslu untuk mendiskualifikasi 01 dengan alasan kecurangan yang bersifat terstruktur, sistematis, dan masif (TSM). Namun sayang, alasan TSM yang mereka sampaikan seperti berhalusinasi. Berkoar-koar di media, tapi tak mampu untuk membuktikannya," lanjut dia.

Menurut dia, pihak pasangan 02 Prabowo-Sandi tidak bisa membuktikan tuduhan kecurangan Pilpres 2019. Dengan adanya permintaan diskualifikasi Jokowi, maka Prabowo-Sandi bisa dilantik. Hal tersebut, menurutnya, merupakan akal bulus yang tidak mempunyai objektivitas.

"Ini jelas akal bulus yang tidak punya pijakan objektif karena kecurangan TSM yang mereka tuduhan hanya ilusi tanpa fakta. Lihat saja, misalnya gertak sambel Prabowo pada saat sengketa tahun 2014, yang mengklaim bawa bukti berkontainer ke MK. Nyatanya hanya ilusi. Jangankan bukti kecurangan, mengumpulkan C1 saja plintat-plintut. Ngaku-ngaku punya real count, tempatnya tidak jelas entah dimana. Padahal justru pelanggaran yang TSM justru dilakukan oleh mereka dalam kampanye kemarin dengan menyemburkan hoax yang dilakukannya secara TSM kepada Pak Jokowi," tutur dia.

Atas aksi tersebut, Ace menyarankan agar Kivlan Zen dkk lebih baik memperbanyak ibadah pada bulan Ramadhan. Selain itu, tidak usah mengancam penyelenggara pemilu bila tidak punya bukti kecurangan.

"Saran saya, di bulan suci Ramadhan, Pak Kivlan Zein dan kawan-kawan lebih baik perbanyak amal ibadah, kurangi menyebutkan fitnah dan ujaran kebencian. Soal pemilu, tunggu saja hasilnya tanggal 22 Mei ini. Jangan ancam-ancam penyelenggara pemilu dengan demo kalau tidak punya bukti kecurangan. Malu sama rakyat," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, KPU merespons aduan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terkait dugaan adanya kecurangan dalam Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng). KPU membantah jika KPU telah melakukan kecurangan untuk menaikkan suara pasangan calon 01. Hal itu, menurutnya, hanya karena unsur kekeliruan dalam menginput data.

"Jadi, berdasarkan kekeliruan tersebut, jelas bahwa sama sekali tidak benar dan tidak berdasar dalil pelapor yang menyatakan patut diduga ada unsur kesengajaan untuk menaikkan suara paslon 01 dan istilahnya men-downgrade suara paslon 02," ujar anggota Tim Badan Hukum KPU Setya Indra Arifin dalam sidang di Kantor Bawaslu, Jl Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (8/5/2019).

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews