Polri Duga Teroris Akan Manfaatkan Momentum People Power

Polri Duga Teroris Akan Manfaatkan Momentum People Power

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo.

Jakarta - Polisi menduga sejumlah teroris akan memanfaatkan sejumlah momentum untuk menjalankan aksi. Tujuannya untuk menciptakan kericuhan yang lebih luas.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) memanfaatkan masa Pemilu 2019 di Jakarta.

"Ada kejadian semacam people power, itu sebagai sarana bagi kelompok itu untuk langsung melakukan aksi terorismenya, aksi serangannya dan ini cukup berbahaya," kata Dedi, dilansir CNN Indonesia, Senin (6/5/2019). 

Polisi, sebelumnya menangkap sejumlah terduga teroris di Sumatra Utara, Jawa Barat, Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Polisi juga telah menangkap pria berinisial A di Karawang, Jawa Barat, karena diduga mengatur perencanaan aksi perampokan atau fa'i dan serangan teror pelaku tunggal di Jawa Timur.

Kata Dedi, para terduga teroris itu juga menunggu momentum unjuk rasa di Jakarta yang berpotensi ricuh untuk melaksanakan aksi. Tokoh politik seperti Amien Rais, Eggi Sudjana, sebelumnya melontarkan pernyataan tentang kemungkinan people power bila KPU tidak mengusut dugaan kecurangan pada Pilpres 2019. 

"Ini merupakan momentum bagi yang bersangkutan, untuk melakukan serangan aksi bom bunuh diri. Sehingga, bisa menjadi pemantik bagi kelompok-kelompok lainnya untuk melakukan hal yang sama. Mereka menghendaki seperti itu," kata Dedi. 

Lebih lanjut, Dedi mengatakan target dari kelompok terorisme ini pada saat aksinya bukan hanya aparat kepolisian, melainkan masyarakat yang bertujuan untuk menciptakan kerusuhan.

"Dia [teroris] memanfaatkan momentum itu untuk membuat suatu kegaduhan yang lebih luas secara massif. Memancing dan memantik. Dengan serangan itu maka emosi masyarakat akan menjadi terpengaruh dan ini berbahaya," tutur Dedi. 

Dedi, kemudian juga mengatakan bahwa aksi terorisme dari kelompok JAD ini tidak menutup kemungkinan akan dilakukan pada saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil akhir rekapitulasi suara pada tanggal 22 Mei 2019. 

"Yang jelas kelompok ini memanfaatkan setiap momentum yang ada, ada momentum apapun dia manfaatkan. Jadi tidak menutup kemungkinan," katanya. 

Kata Dedi, Densus 88 beserta Satgas Anti Terorisme dan Radikalisme yang berada di Polda terus melakukan monitoring secara massif serta melakukan upaya preventif terhadap sel-sel teroris.

(*)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews