Merasa Dicurangi, Capres Kongo Serukan People Power

Merasa Dicurangi, Capres Kongo Serukan People Power

Martin Fayulu. (Foto: Africa Times)

Kinshasa - Pemilihan presiden di Republik Demokratik Kongo diwarnai dengan seruan aksi people power setelah pemimpin oposisi Martin Fayulu merasa dicurangi. Dia menyerukan agar pendukungnya turun ke jalan melengserkan Presiden Felix Tshisekedi.

Berkaca pada Aljazair dan Sudan, Fayulu menyebut people power berhasil menumbangkan presiden di dua negara itu. Berbicara di ibu kota Kinshasa, Fayulu meminta pendukungnya melakukan hal yang sama.

"Saat ini, kita kembali menyerukan agar Felix Tshisekedi mengundurkan diri. Dia sudah menjual negara ini," kata Fayulu seperti dikutip dari AFP, Senin (29/4/2019).

"Kalian adalah warga terkuat bahkan lebih dari militer, kami akan melakukan (people power) untuk melawan (eks  Presiden) Kabila dan Tshishekendi," sambung dia.

Pilpres Kongo berlangsung pada Desember 2018 lalu. Saat perhitungan suara Fayulu berada di posisi kedua dengan 34,8 persen.

Penantangnya yang saat ini menjadi Presiden Kongo, Felix Tshisekedi, memperoleh 38 persen suara. 

Hasil tersebut membuat Fayulu geram. Dirinya merasa kemenangannya dirampok. Fayulu yakin seharusnya ia memperoleh kemenangan 60 persen.

Fayulu menuduh Felix Tshisekedi kemenangannya dibantu oleh Kabila yang sudah berkuasa dengan otoriter selama 18 tahun di Kongo.

Republik Demokratik Kongo merupakan negara paling miskin di dunia. Keadaan itu bertolak belakang dengan kekayaan sumber daya alam yang dimilikinya.

Diduga kesalahan pengelolaan serta tindakan korupsi yang menyebabkan negara di Afrika ini berada dalam kondisi buruk.

(*)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews