Mengenang Tiga Tahun Meninggalnya HM Sani

Isdianto Belajar Sensitivitas Sani

Isdianto Belajar Sensitivitas Sani

Almarhum HM Sani dan Isdianto. (Foto: ist)

Batam - Wakil Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Isdianto mengenang tiga tahun meninggalnya mantan Gubernur Kepri, Muhammad Sani. Menurutnya Sani yang wafat pada tanggal 8 April 2016 sebagai sosok inspiratif dalam hidupnya.

Sebagai saudara kandung, Isdianto banyak belajar dari sosok Sani yang visioner. "Beliau orang yang sangat baik, orang yang punya komitmen, dan punya pandangan ke depan," ujar Isdianto di Batam, Sabtu (6/4/2019).

Hal yang paling ia ingat adalah tingkat kesabaran almarhum yang luar biasa. Dari seluruh keluarga, hanya menurutnya hanya Sani yang paling sabar.  "Bahkan ada istilah ada lempar batu, almarhum akan lempar pisang," kenangnya.

Ia juga menceritakan kenangan masa kecil dengan Sani. Terpaut usia 21 tahun dengan, Isdianto jarang bertemu dengan HM Sani. Hal itu dikarenakan setelah tamat SMP, Sani melanjutkan pendidikan ke Tanjungpinang.

Namun yang paling diingatnya, ketika pada hari raya Idul Fitri tiba, Sani akan pulang ke kampung halamannya di Kundur. Dan itu momen yang paling dinantinkan ia dan saudara lainnya.

Setelah bekerja di Duri, Provinsi Riau, Sani memiliki berpenghasilan cukup sehingga ketika pulang kampung, Isdianto mengingat, biasanya mereka akan dibelikan hadiah berupa baju baru.

"Itu yang ditunggu-tunggu, ada baju dibawa, waktu itu pasti senang sekali," katanya sambil tertawa kecil.

Sampai ketika Isdianto menjadi aparatur sipil negara (ASN), almarhum Sani tidak hanya sebagai abang, namun juga guru baginya. Sehingga ketika bekerja di bawah kepemimpinannya waktu itu, ia merasakan bahwa HM Sani adalah sosok yang sangat sensitif.

Ia mencontohkan ketika ada demontrasi para buruh, Sani akan segera mencari solusi, sehingga tidak harus berlarut-larut.

"Kalau pemimpin lain mungkin akan membiarkannya, tapi beliau tidak begitu, pasti dikumpulkan dan dicarikan solusi," ujar mantan Kepala Dinas Pendapatan Daerah Pemprov Kepri tersebut.

Hal itu yang membuat dirinya yakin dan maju sebagai Wakil Gubernur Kepri tahun lalu. Karena dirinya sudah ditempa dengan sedemikian rupa oleh almarhum.

Menurutnya cara berpolitiknya saat ini berpedoman dengan cara Sani. Seperti membangun silaturahmi dengan masyarakat.

"Jika kita bangun silahturahmi dengan masyarakat, orang akan membantu kita secara ikhlas," kata dia.

Kemudian dari segi pemerintahan, HM Sani tidak pernah menjanjikan sesuatu hal yang menurutnya tidak bisa dipenuhi. Hal itu menjadi pola Isdianto saat ini.

Dan terbukti, dalam setahun kepemimpinanya sebagai wagub, ada beberapa kebijakan yang sudah terealisasi sesuai dengan kemampuannya.

"Contohnya, saya kunjungan ke sekolah, butuh lapangan futsal, kita penuhi, karena tidak muluk-muluk, dan angkanya tidak terlalu besar, dan yang lain beberapa sudah terakomodir, dan sisanya berkelanjutan," sebutnya.

Sebagai seorang adik dari tokoh Kepri yang dikenal baik, Isdianto juga merasakan beban. Dalam setiap langkah, ia selalu berhati-hati. Isdianto tidak ingin ada tanggapan yang tidak baik dan berefek pada nama baik almarhum Sani.

Hal itu menjadi suatu yang diibaratkan 'rem' baginya ketika bertindak.

Setiap berjumpa dengan para sesepuh Kepri, ataupun teman baik Sani, ia mengenang jika abangnya selalu berpesan yang sama. Menjaga nama baik.

"Ini yang menjadi acuan saya, karena sepanjang hayat beliau tidak ada isu-isu miring, saya akan berusaha sebaik mungkin," kata dia.

Pesan-pesan almarhum Sani ketika masa hidup terngiang dalam ingatan Isdianto. Dalam berbagai kesempatan, Sani selalu menekankan agar dapat melakukan yang terbaik bagi masyarakat. Jangan pernah membohongi masyarakat.

"Masih ada tersisa waktu saya sebagai wakil gubernur, saya akan berbuat terbaik," katanya.

(ret)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews