Srikandi Pejuang Kesehatan di Pintu Masuk Negara

Srikandi Pejuang Kesehatan di Pintu Masuk Negara

Ora Iring Hutasoit

Seorang Pahlawan tidak harus berjuang dengan mengangkat senjata. Menjadi pahlawan bisa dengan pekerjaan atau sesuatu hal yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Seperti yang dilakoni oleh seorang wanita di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Tanjungbalai Karimun. Turun naik kapal sudah menjadi bagian dari pekerjaannya dengan terjangan ombak yang terkadang ganas di aat cuaca tidak bersahabat.

Bernama Ora Iring Hutasoit. Skm, bekerja sebagai pengawas dan pemerhati lingkungan kapal Asing yang masuk ke Indonesia melalui laut Karimun.

Setiap kali melakukan pekerjaannya, wanita ini harus memanjat kapal-kapal yang berukuran besar dari atas boat pancung yang ditumpangi bersama rekan-rekannya.

"Itu sudah resiko dari pekerjaan, kalau manjat-manjat kapal asik aja, cuma kalau gelombang besar baru deg-degan rasanya," ujar dara kelahiran 6 oktober 1992 tersebut.

Gadis yang murah senyum tersebut akrab disapa dengan panggilan Ora. Bekerja di KKP Tanjungbalai Karimun sudah sejak 2015 silam. Namun, telah banyak pengalaman yang dialami olehnya.

"Pernah sih, setelah cek kapal yang masuk, crew kapalnya malah mengikuti saya sewaktu pulang kerumah, bahkan di godain oleh crew kapal asing sampai kirim-kirim surat untuk kenalan," katanya bercerita.

Terlahir sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan H Hutasoit dan M Pakpahan, gadis kelahiran Medan, Sumatra Utara itu, tumbuh menjadi gadis yang menyukai tantangan.

"Kita melakukan cek kesehatan crew dan lingkungan kapal yang datang dari Luar Negeri sebelum masuk ke Indonesia (Karimun)," ujarnya.

Namun, Dia tidak hanya menjumpai Warga Negara Asing (WNA), Warga Indonesia yang baru tiba dari Luar Negeri juga tidak luput dari pemeriksaan.

Dia bertugas sebagai seksi pengendali risiko lingkungan di dalam Kapal, setiap ruangan menjadi sasarannya, mulai dari lebersihan sanitasi serta cek vektor penyakit seperti adanya kecoa atau tikus dikapal.

"Kalau di Kapal cek sanitasi kapalnya, apakah bersih atau tidak, memenuhi syarat atau apakah dia ada vektor penyakit, seperti tikus dan kecoa, itu tugas pengendalian risiko lingkungan," ujar gadis yang gemar memasak tersebut.

Setelah selesai melakukan pengecekan, tim lainnya juga mempunyai tugas pokok lainnya. Maka, jika semua telah memenuhi syarat, KKP akan memberikan kop Certificat of pratique, dan bisa memasuki wilayah indonesia.

Gadis yang pernah bersekolah di SMA Don Bosco Padang ini memiliki rasa bangga dengan apa yang dilakukannya. Menurutnya, ia bisa menjaga kesehatan masyarakat dari penyakit atau bakteri yang bisa saja dibawa oleh kapal-kapal asing.

"Saya merasa sangat bangga, bisa menjaga kesehatan masyarakat Karimun di pintu masuk negara," ujar Ora.

(Edo Alba)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews