Puluhan Siswa Difabel Batam Belajar Masak Pizza

Puluhan Siswa Difabel Batam Belajar Masak Pizza

Para siswa sekolah SLB Kartini Batam sedang belajar membuat pizza (foto: Johannes Saragih/Batamnews)

Batam - Tidak diterima di lingkungan sekitar, tidak menghambat anak-anak berkebutuhan khusus untuk menuntut ilmu. Bahkan mereka tidak melulu belajar di sekolah namun juga turun kelapangan. 

Seperti yang dilakukan puluhan murid disabilitas SLB SMP Kartini. Mereka belajar memasak pizza di Pizza Hut, Nagoya Shopping Mall Batam, Kamis (20/12/2018).

Mereka yang dibagi per kelompok langsung masuk ke ruangan masak di lantai dua Pizza Hut Batam. Beberapa peralatan dan bahan masak sudah disiapkan. 

Murid rata-rata tunarungu ini terlihat gembira. Memakai celemek pizza hut dan topi koki. Satu persatu dari mereka memperagakan mengaduk adonan Pizza Hut. Mulai dari menyiapkan slime, memadukan bahan seperti sosis, daging dan lainnya. 

Sebagian mereka tidak bisa mendengar dan berbicara tetapi bisa melihat. Tidak terlihat rasa minder atau malu ketika koki pizza hut mengajari mereka satu persatu. 

Meskipun komunikasi proses terhambat dengan kebutuhan khusus mereka. "Saya memang suka masak," kata Meira Cynthia Suseno salah seorang murid SLB Kartini itu. 

Meira mempergakan proses memasak pizza dengan baik. Bahkan ia ingin mencoba memasak, makanan barat itu di rumah. "Mau coba masak ini dirumah," ujarnya mengunakan bahasa isyarat didampingi gurunya Retno. 

Proses belajar memasak dilakukan secara bergilir oleh setiap murid. Baik perempuan maupun laki-laki. Tidak hanya memasak, murid juga diajari mencuci tangan dengan bersih. Kemudian dilanjutkan dengan makan bersama. 

Suasana mereka cair seperti biasa. Siswa-siswa bercanda tawa dengan sesama, tanpa menghiraukan orang-orang sekeliling mall memperhatikan mereka.

Salah seorang pengurus Komite SLB SMP Kartini Batam, Ruli Impiani mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan membawa murid berbaur dengan lingkungan di luar sekolah mereka. 

"Kalau mereka sama mereka, tidak ada masalah, yang jadi masalah ketika mereka berbaur dengan lingkungan di luar sekolah," kata Ruli yang juga mempunyai anak difabel. 

Ia mengatakan, membawa mereka belajar memasak di pizza hut cara mereka berbaur dengan keramaian, sehingga pada akhirnya setelah tamat sekolah murid-murid tersebut bisa mandiri seperti kebanyakan orang.

"Itu yang kita harapkan," kata Ruli. 

Ruli melanjutkan, anak-anak disabilitas ini secara keseluruhan ingin berbaur dengan lingkungan orang normal. Tetapi mereka selalu dikucilkan. 

"Kalau mereka ingin saja berbaur, lingkungan aja yang tidak bisa menerima, bahkan ada yang mengurung diri, karena selalu diejek," kata Ruli. 

Tingkat menghargai orang berkebutuhan khusus oleh masyarakat Batam masih minim. Padahal bagi penyandang disabilitas sendiri kekurangan tidak menjadi penghalang bagi mereka berkarya maju.

"Banyak juga yang berprestasi," kata Ruli. 

(tan)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews