Perjalanan Simon McMenemy Hingga Resmi Latih Timnas Indonesia

Perjalanan Simon McMenemy Hingga Resmi Latih Timnas Indonesia

Simon McMenemy resmi melatih Timnas Indonesia menggantikan Luis Milla (Foto:net/suara)

Jakarta - PSSI telah menunjukkan pelatih yang akan menukangi Timnas Indonesia senior usai kepergian Luis Milla, Kamis (20/12/2018). Ia adalah Simon McMenemy yang merupakan pelatih Bhayangkara FC.

Keputusan itu diambil melalui mekanisme rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI di Jakarta. Saat memberikan pengumuman dalam sesi konferensi pers, ada Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, serta Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria.

"PSSI yang didalamnya ada Exco, seluruhnya menyetujui dan menetapkan beberapa pelatih yang akan menangani timnas. Untuk Timnas senior putra dilatih Simon McMenemy, Timnas U-22 untuk SEA Games 2019 dilatih Indra Sjafri, dan Bima Sakti menjadi pelatih Timnas U-16," kata Joko Driyono dilansir dari Bola.com.

Terpilihnya nama Simon McMenemy memastikan rumor yang beredar sebelum ini. Nama pelatih Bhayangkara FC itu memang sudah jadi kandidat pelatih baru Tim Garuda selepas ditangani Bima Sakti di Piala AFF 2018.

Sementara Bima, mengisi posisi Fakhri Husaini, yang justru tak diperpanjang kontraknya kendati mencatatkan prestasi apik bersama Timnas Indonesia U-16, khususnya pada 2018.

Sedangkan Indra Sjafri naik jabatan dari sebelumnya melatih Timnas U-19, dengan mengemban tugas tak kalah enteng. Kini ia jadi arsitek Timnas Indonesia U-22 yang disiapkan untuk SEA Games 2018 di Filipina.

Namun, sebelum itu, Indra harus menyiapkan tim untuk Piala AFF U-22 serta Kualifikasi Piala AFC U-23, yang digelar pada bulan-bulan awal tahun 2019.

Perjalanan Simon McMenemy hingga ke kursi pelatih Timnas Indonesia

​​​​Buat Simon, ini seperti mimpi jadi kenyataan. Sebelum diresmikan jadi pelatih Timnas Indonesia, Simon memang sudah menyatakan ketertarikan melatih Tim Garuda dalam beberapa kesempatan.

Ini akan jadi tantangan sekaligus beban buat Simon. Pasalnya, menyandang jabatan sebagai pelatih Timnas Indonesia bukan tugas enteng. Khususnya di tengah dahaga pencinta timnas akan tuntutan prestasi serta lingkungan yang terkadang tak mendukung.

Namun, dibandingkan pelatih asing yang berkiprah bersama Timnas Indonesia, Simon terbilang sudah punya modal berupa pengetahuan perihal Tim Garuda maupun sepak bola Indonesia. 

Bandingkan saja dengan pelatih-pelatih seperti Luis Milla maupun Alfred Riedl, yang "ujug-ujug" melatih Timnas Indonesia tanpa sebelumnya terjun di sepak bola Indonesia.

Simon, setara semisal dengan Jacksen F. Tiago maupun Ivan Kolev, yang mendapat kepercayaan menjadi nakhoda Tim Garuda setelah membuktikan kapasitasnya dengan membawa klub yang mereka besut, bersinar di Liga Indonesia.

Jacksen moncer bersama Persipura Jayapura sedangkan Kolev mencatatkan prestasi bersama Sriwijaya FC. Simon? tentu dengan membawa Bhayangkara FC menjuarai Liga 1 2017.

Meski gagal mempertahankan gelar pada Liga 1 2018, the Guardians tetap berada di papan atas dengan finis di peringkat ketiga klasemen akhir.

Pelatih berusia 41 tahun itu kali pertama mulai dikenal publik sepak bola Indonesia saat membesut Timnas Filipina di Piala AFF 2010. Ketika itu the Azkals menjadi kuda hitam, tampil mengejutkan dengan mampu menembus semifinal sebelum akhirnya kiprah mereka dihentikan Timnas Indonesia. 

Kiprah the Azkals ketika itu masih dianggap bak dongeng dan Simon dielu-elukan sebagai pahlawan. Filipina, yang semula kurang diperhitungkan di level Asia Tenggara, mendadak ramai jadi sorotan, terutama di negara sendiri yang lebih menyukai cabang olahraga lain ketimbang sepak bola.

"Sepulang dari Piala AFF, ada kerumunan orang menanti kami, banyak kamera mengarah ke kami, permintaan wawancara ke seluruh anggota tim. Terasa seperti kelahiran olahraga baru di Filipina," kata Simon dalam wawancara dengan BBC pada Maret 2018 lalu.

BBC menulis, Simon mengetahui ada lowongan menjadi pelatih Filipina dari bekas pemainnya di Burgess Hill Town, klub kasta kedelapan di Liga Inggris, kakak beradik Simon dan Paul Greatwich, yang memiliki darah Filipina.

Proposal Simon pun diterima Federasi Sepak Bola Filipina (PFF), kendati saat itu Simon belum memiliki banyak pengalaman melatih. Tugas pertama Simon ketika itu, menyiapkan dan mendampingi Timnas Filipina di Piala AFF 2010. Dan sisanya, jadi sejarah.

(ruz)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews